Oleh: Wahid Mutashim
wahidmb1611@gmail.com
DALAM proses mengembangkan diri menjadi lebih baik, manusia tidak akan pernah luput akan yang dinamakannya dengan kesalahan. Baik kesalahan yang sifatnya tidak sengaja atau bahkan yang kita sengaja. Hal itu merupakan hal yang wajar, karena tidak akan ada manusia yang sempurna luput dari kesalahan.
Kita sebagai manusia juga harus bisa untuk memaafkan kesalahan orang lain tersebut. Ada pepatah mengatakan bahwa satu musuh terlalu banyak dan seribu teman terlalu sedikit. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kita dianjurkan untuk mengingat kesalahan diri sendiri walaupun itu kesalahan yang sangat kecil dan melupakan kebaikan yang pernah kita lakukan walaupun itu sebuah kebaikan orang lain begitupun sebaliknya.
BACA JUGA: Ingin Dicintai Allah? Jadilah Pemaaf
“Tidak halal apabila seorang Muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Apabila telah lewat waktu tiga hari tersebut maka berbicaralah dengannya dan beri salam. Jika ia menjawab salam maka keduanya akan mendapat pahala dan jika ia tidak membalasnya maka sungguhlah dia kembali dengan membawa dosanya, sementara orang yang memberi salah akan keluar dari dosa.” (HR. Muslim)
Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya.
Gangguan itu bermacam-macam bentuknya. Adakalanya berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, dan semisalnya. Memang sebuah kewajaran bila seseorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya. Dan dibolehkan seseorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya. Namun alangkah mulia dan baik akibatnya bila dia memaafkannya.
Allah swt berfirman: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40)
BACA JUGA: Sang Pemaaf
Alasan orang sulit memaafkan biasanya adalah karena hal tersebut sudah melukai hati yang paling dalam. Tetapi sebesar apapun kesalahan tersebut, kita sebagai manusia harus mampu untuk memaafkannya. Karena dengan begitu kita bisa terhindar dari bahaya tidak memaafkan, yaitu menghancurkan rantai dendam dalam diri dan melangkah menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Berikut akan saya sampaikan sedikit tentang keutamaan menjadi orang yang pemaaf. Diantaranya yaitu ketenangan batin, dicintai Allah, mengambil sebua pembelajaran, menambah saudara, dan yang paling utama adalah mendapat ridho dari Allah. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word