YANGON–Pemerintah India dan China dikabarkan mendukung operasi anti-terorisme oleh otoritas Myanmar di Arakan, demikian seperti dilansir Arakan News Agency. Operasi ini menyebabkan 400 ribu lebih Muslim Rohingya melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Belum lama ini, Pemerintah Myanmar mengumumkan, pihaknya tidak akan menghentikan operasi khusus sampai ancaman terorisme di Arakan dipastikan hilang.
Pemerintah Myanmar berdalih operasi pembakaran rumah di Arakan ini untuk mencari orang-orang bersenjata dari Rohingya yang dinilai membahayakan pemerintah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, melihat pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan.
Dia menegaskan pemerintah Myanmar melakukan pembersihan etnis.
“Jika sepertiga orang Rohingya dipaksa meninggalkan negara ini, apa ini artinya?” katanya dengan didukung oleh Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad al-Hussein.
Selain itu para pengungsi mengonfirmasi kepada media Barat bahwa pasukan pemerintah membakar desa mereka dengan peluru dan roket.
Di sisi lain, India dan China, yang juga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mendukung tindakan Myanmar.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan dalam kunjungannya ke Myanmar baru-baru ini, bahwa India mendukung tindakan kontraterorisme Myanmar.
“China mendukung upaya Myanmar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Arakan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Guang Xuan. []