INDIA—Pemerintah India dikabarkan telah mengancam untuk mengusir 40 ribu pengungsi Muslim Rohingya dari wilayahnya. Namun, rakyat India tak tinggal diam, mereka menuduh pemerintahnya melakukan pelanggaran HAM terhadap Muslim Rohingya.
Menurut laporan Globalvoices pada Kamis (7/9/2017), pemerintah India berjanji akan mengusir pengungsi Rohingya yang tinggal di India, termasuk 16.500 pengungsi yang terdaftar di badan pengungsi PBB (UNHCR).
Dalam beberapa dekade terakhir, lebih dari satu juta Muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar menghadapi tindakan kekerasan dari militer Myanmar. Hal ini menyebabkan mereka harus meninggalkan negaranya dengan mengungsi ke negara tetangga seperti Bangladesh dan India melalui jalur darat. Sedangkan melaui jalur laut ke negara-negara terdekat semisal Thailand, Indonesia dan Malaysia.
“Kita tengah menghadapi pembersihan etnis Rohingya di Myanmar yang mengakibatkan ratusan orang terbunuh. Para saksi telah melaporkan bahwa pasukan Myanmar menembak warga sipil dan membakar rumah-rumah mereka,” ungkap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Situasinya semakin suram, namun pemerintah India, di bawah Partai Bharatiya Janata (BJP), tidak menganggap orang-orang Rohingya sebagai pengungsi melainkan sebagai imigran ilegal.
“Saya ingin memberitahu organisasi internasional apakah orang Rohingya terdaftar di bawah Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa atau tidak? Mereka adalah imigran gelap di India dan karena mereka bukan imigran legal, maka mereka harus dideportasi,” ungkap Menteri Luar Negeri India Kiren Rijiju.
Perdana Menteri India Narendra Modi juga telah melakukan kunjungan resmi ke Myanmar di awal September lalu. Modi memberikan dukungannya kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Ki, penerima Hadiah Nobel yang telah banyak dikecam karena mengizinkan perlakuan brutal terhadap Rohingya.
“India menyambut semua minoritas yang teraniaya, tapi bukan Rohingya,” ungkap Modi.
Namun tak semua pejabat India menolak untuk menerima pengungsi Rohingya. Seperti politisi dan pengacara Prashant Bhushan yang menolak keras mendeportasi pengungsi Rohingya. Ia mengatakan bahwa India memiliki sejarah untuk menerima pengungsi dari negara manapun dan agama apapun tanpa diskriminasi.
Di sisi lain, Sheklar Gupta seorang wartawan senior India memprotes pemerintahnya.
“Negara-negara beradab tidak membuang pengungsi. India seharusnya memberikan keamanan bagi Muslim Rohingya dengan cara menekan Myanmar untuk menghentikan penganiayaan,” tulis Gupta dalam Twitter-nya.
Meski pemerintah India mendukung rezim Myanmar dengan alasan ‘menjaga hubungan bilateral,’ ancaman deportasi tetap menambah lebih banyak penderitaan bagi pengungsi Rohingya.[]