MUNGKIN masih kita ingat sebuah sejarah bagi Indonesia, yakni pada tanggal 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadhan 1334 H adalah hari dimana Negara Kesatuan Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Kita semuanya menyadarinya, terutama bagi umat Islam di seluruh dunia, bahwa bulan suci Ramadhan yang selalu dinanti-nantikan karena mempunyai keistimewaan. Setiap orang-orang yang beriman berlomba-lomba memperbanyak amalan baik dan meninggalkan keburukan, sehingga suatu nikmatnya luar bagi biasa bagi Rakyat Indonesia pada saat itu dihadiahkan sebuah kemerdekaan oleh Allah SWT pas pada hari Jumat di bulan Ramadhan.
Ramadhan adalah saksi sejarah puncak perjuangan kemerdekaan para ulama bersama umat Islam. (Jum’at, 9 Ramadhan 1334 H/17 Agustus 1945), kini tanggal 17 Agustus 2012 jatuh pada Jum’at 28 Ramadhan 1433 H. Namun berapa banyak umat Islam Indonesia hari ini yang tahu dan mensyukuri ketetapan-Nya.
Persistiwa – peristiwa penting menuju kemerdekaan Indonesia terjadi pada bulan Ramadhan 1334 H. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk satu hari menjelang malam pertama bulan Ramadhan. Pada tanggal satu Ramadhan tentara sekutu menjatuhkan bom ke kota Nagasaki yang berakibat lumpuhnya kekuatan Jepang dan berada di ambang kekalahan perang.
Keesokan harinya pada tanggal dua Ramadhan, Soekarno, Hatta dan Radjiman menemui Marsekal Terauchi di Vietnam untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 6 Ramadhan Jepang menyerah kepada sekutu. Ketika Soekarno, Hatta, dan Radjiman tiba di Indonesia, para Pemuda yang telah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada sekutu mendesak untuk segera memproklamirkan kemerdekaan namun ditolak. Hingga akhirnya para pemuda menyusun kerjasama dan siasat untuk merebut kekuasaan dari Jepang.
Pada malam harinya sekitar pukul 22.00 tanggal 7 Ramadhan para pemuda yang dipimpin oleh Wikana mendatangi kediaman Soekarno untuk mendesak Proklamasi kemerdekaan dilakukan malam ini juga. Dini hari pada 8 Ramadhan Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok.Dalam masalah penculikan, Soekarno memberikan kritik keras kepada para pemuda yang tidak memahami masalah proklamasi dengan Indonesia yang terancam Jepang dan sekutu. Meski Bung Karno adalah penyambung lidah rakyat, Bung Karno tidak mau didikte pemuda agar menggemakan Proklamasi pada tengah malam.
Bung Karno menuturkan bahwa sejak dari Saigon, sudah merencanakan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 karena diyakini 17 merupakan angka keramat. Al- Qur’an diturunkan pada 17 Ramadhan. Shalat Seharinya terdiri dari 17 Rakaat, dan diplihnya hari yang mulia, Jumat (Api sejarah 2).
Selama masa persiapan menuju kemerdekaan,Bung Karno meminta rekomendasi dari beberapa Ulama.Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan rekomendasi yang diberikan oleh K.H Abdoel Moekti dari Muhammadiyah. K.H Hasyim Asy’ari memberikan kepastian kepada Bung Karno untuk tidak takut memproklamirkan kemerdekaan.
Penculikan berakhir ketika Mr. Achmad Soebardjo menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta. Menurut Mr. Achmad Soebardjo, pukul 03.00 pada waktu sahur Ramadhan teks proklamasi didiktekan oleh Bung Hatta, dan di tulis oleh Bung karno. (Untuk Negeriku : Mohammad Hatta).
Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1334 H (17 Agustus 1945) pada Pukul 10 pagi di kediaman Bung Karno Jalan Pegansaan Timur 56 Jakarta.
“PROKLAMASI
Kami Bangsa Indonesia Dengan Ini Menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-Hal Yang Mengenai Pemindahan Kekuasaan Dan Lain-Lain Diselenggarakan Dengan Cara Saksama Dan Dalam Tempo Yang Sesingkat-Singkatnya.Jumat, 9 Ramadhan 1334 HJakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Sukarno-Hatta”
Saat ini kita perlu merenungkan kembali makna proklamasi bagi Umat Islam. Rangkaian peristiwa luar biasa yang terjadi di bulan Ramadhan adalah fakta sejarah yang patut untuk kita syukuri. Teks proklamasi ditulis ketika melaksanakan sahur Ramadhan yang merupakan Sunnah Rasulullah. Kemudian dibacakan oleh Bung Karno yang sedang menjalankan ibadah Shaum.
Peristiwa proklamasi yang sangat besar maknanya bagi perjuangan Umat Islam, layak untuk kita rayakan setiap 9 Ramadhan. Tidak semata – mata untuk bersuka cita tetapi juga memahami perjuangan para Ulama bersama umat Islam dalam memerdekakan Indonesia. Agar Bangsa ini senantiasa bersyukur dan mendapatkan kebanggaan sebagai Umat Islam. []