INDONESIA Political Opinion (IPO) merilis survei terbaru elektabilitas partai politik menuju Pemilu 2024. PDIP masih unggul dengan perolehan elektabilitas 21,5%.
Survei ini dilakukan pada periode 5-13 Juni 2023 menggunakan metode multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau margin of error 2,90% dengan tingkat akurasi data 95%.
Survei ini melibatkan sebanyak 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel.
BACA JUGA: Lembaga ASI Rilis Survei Cawapres dari NU dan Kiai NU yang Paling Diikuti Pilihan Politiknya
Hasilnya sebagai berikut:
1. PDIP 21,5%
2. Partai Gerindra 19,7%
3. Partai Golkar 9,3%
4. Partai Demokrat 9,2%
5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,7%
6. Partai NasDem 7,5%
7. Partai Amanat Nasional 5%
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8%
9. Partai Perindo 4,5%
10. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,1%
11. Partai Solidaritas Indonesia 0,6%
12. Partai Gelora 0,6%
13. Partai Hanura 0,4%
14. Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4%
15. Partai Ummat 0,1%
16. Partai Buruh 0%
17. Partai Garuda 0%
18. Partai Kebangkitan Nasional 0%
TT/TJ/Rahasia 6,9%
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan elektabilitas PDIP kian menurun sekalipun tetap menempati urutan pertama. Padahal, PDIP pernah mencatatkan elektabilitas tertinggi di angka 26% dalam survei periode sebelumnya.
“Pertama tetap dipegang PDIP dengan 21,5% tapi tingkat elektabilitas PDIP ini mengalami penurunan yang cukup besar karena tertinggi IPO pernah mencatatkan elektabilitas PDIP di angka 26% kemudian hari ini hanya di 21%. Kemudian hari ini hanya di 21%. Berarti ada perubahan yang cukup signifikan,” kata Dedi dalam konferensi pers di Hotel Tamarin Jakarta, Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2023).
Kondisi sebaliknya justru tampak dari elektabilitas partai Gerindra yang berada di urutan kedua. Meskipun elektabilitas partai berlambang burung garuda itu masih di bawah PDIP, IPO mencatat elektabilitas Gerindra terus melesat.
BACA JUGA: Prabowo Unggul di Survei Litbang Kompas, Ini Respons PDIP
“Begitu juga sebaliknya, Partai Gerindra yang sebelumnya di kisaran 11-12%, tiba-tiba hari ini ada di posisi 19,7%. Jadi besar kemungkinan karena Partai Gerindra yang paling mencolok dalam aktivitas-aktivitas belakangan, bisa saja endorsment Jokowi untuk Gerindra dan Jokowi termasuk juga koalisi yang dibangun lebih meyakinkan dibanding koalisi lain, termasuk Prabowo Subianto dianggap sebagai satu-satunya kandidat yang dia sendiri memimpin partainya,” terangnya.
“Artinya dengan tingkat independensi yang tinggi tadi, besar kemungkinan suara itu tergeser ke suara parpol sehingga bisa menempati posisi kedua tapi dengan elektabilitas lebih tinggi. Golkar saja hanya di posisi 3 dengan 9,3%. Itu sangat jauh sekali,” sambungnya.
Masih merujuk hasil survei yang dipapar IPO, Dedi menilai ada kemungkinan PPP tak lolos parliamentary threshold karena elektabilitasnya hanya 2,1%.
“Posisi yang lolos parliamentary threshold tetap 9 dalam posisi saat ini. Berarti ada posisi parlemen sekarang yang terancam tidak lolos, yaitu PPP dengan elektabilitas hanya 2,1%,” ujarnya. []
SUMBER: DETIK