JAKARTA—Soal viralnya informasi melalui media sosial, khususnya twitter, yang menyatakan akan ada gempa besar yang melanda Lombok diikuti mega tsunami adalah HOAX.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Daryono menyatakan, informasi tersebut HOAX.
“Itu semua adalah hoax. Pokoknya apapun yang terkait gempa, kita tidak memprediksi, kita hanya bisa memantau saja. Terkait ilmuwan dari India yang terjun ke Mandalika juga hoaks,” jelas Daryono, Selasa (21/08/2018).
BACA JUGA: DInilai Mengkhawatirkan, Belasan Rumah dan Menara Masjid di Lombok akan Dirobohkan
Sebelumnya beredar narasi melalui akun Twitter, @DetektifUpin, yang mengunggah status dengan menyebutkan bahwa bahwa ada ilmuwan dan ahli klimatologi dan Vulkanologi dari India yang memperhatikan dasar laut Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Menurut akun tersebut, tanah di dasar laut Mandalika telah terbelah cukup besar hingga ribuan meter ke arah Pulau Jawa akan menimbulkan gempa bumi dengan berkekuatan 8,0 SR yang dapat menyebabkan mega tsunami.
Status ini telah dibagi ulang lebih dari 300 kali, dan mendapatkan respons dari netizen dengan beragam komentar.
BMKG sendiri menyatakan, hal itu bukannya tidak mungkin, tetapi yang bisa dilakukan hanya memantau.
“Bukannya kita tidak bisa memprediksi atau meramalkan gempa. Kita bisa saja memprediksi tentang gempa namun harus memerlukan data yang khusus,” kata dia.
“Sebenarnya bukan tidak bisa memprediksi, terkait gempa yang terjadi saat ini sebenarnya kita bisa memprediksi kapan gempa tersebut akan berhenti atau hilang. Tapi kita perlu data yang representatif. Permasalahannya, sampai saat ini, data yang tercatat masih fluktuatif jadi sulit untuk diperkirakan,” papar Daryono.
BACA JUGA: Dari Masjid, Lombok Bangkit
Mengenai kemungkinan terjadinya mega tsunami, Daryono mengatakan, hal itu tidak mungkin terjadi.
“Sumber untuk terjadinya mega tsunami itu harus memiliki sumber gempa yang magnitudonya memungkinkan untuk terjadi gempa maha dahsyat dengan kekuatan sampai 9,2 lebih Skala Richter, sementara di sumber gempa saat ini, Sesar Naik Flores itu tidak akan sampai segitu,” kata Daryono.
Ia menyebutkan, mega tsunami hanya bisa terjadi di zona megathrust dengan kedalaman yang dangkal dan pusat gempa harus berada di laut. BMKG juga berulang kali mengimbau agar masyarakat tak mudah percaya dengan berbagai informasi yang beredar tanpa memastikan kebenarannya. []
SUMBER: KOMPAS