Oleh: Hendro Noor Herbanto, hendronoorherbanto.com
SESUNGGUHNYA kehidupan di dunia hanyalah hidup yang sebentar saja dan penuh dengan senda gurau belaka. Kehidupan yang sebenarnya adalah hidup di alam akhirat nanti.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan kematian untuk menghantarkannya ke dalam kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat kelak, apakah akan berakhir dengan kebahagian akibat dari perbuatan baik di dunia dahulu atau sebaliknya akan berakhir dengan kesengsaran akibat dari perbuatan buruk di dunia dahulu.
Bumi adalah tempat tinggal semua manusia dimanapun ia berada tanpa terkecuali. Ada yang tinggal di Benua Amerika, Afrika, Eropa, Australia dan Asia. Berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar antar manusia yang satu dengan yang lainnya saling kenal-mengenal dengan penuh kasih-sayang dan cinta-damai.
Semua manusia pasti akan merasakan mati sebanyak dua kali dan hidup sebanyak dua kali pula.
QS. Al-Hajj (22): 66
Dan Dialah yang menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu kembali (pada hari Kebangkitan). Sungguh, manusia itu sangat kufur nikmat.
Hidup di dunia adalah hidup untuk merasakan semua kondisi dan kata “berpasangan dan berlawanan” seperti berikut ini:
- Baik dan Buruk
- Benar dan Salah
- Manfaat dan Mudharat
- Kanan dan Kiri
- Atas dan Bawah
- Depan dan Belakang
- Lahir dan Batin
- Suka dan Duka
- Adil dan Curang
- Pahala dan Dosa
- Kesulitan dan Kemudahan
- Terang dan Gelap
- Setia dan Khianat
- Jujur dan Bohong
- Hitam dan Putih
- Tawa dan Tangis
- Malam dan Siang
- Langit dan Bumi
Dan kata-kata lainnya yang bisa menggambarkan kata berpasangan dan kata berlawanan.
Sudahkah kita mempersiapkan yang terbaik untuk hidup di akhirat nanti? Apakah kita merasa hanya hidup di dunia ini yang akan kekal abadi? Atau apakah kita merasa hidup di dunia ini tidak perlu bekerja keras dan tanpa usaha sama sekali dan rezeki akan datang sendiri?
Padahal umur kita pasti bertambah dari hari ke hari, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun, dari usia muda ke usia tua.
Kulit kita-pun yang tadinya mulus pasti akan berubah menjadi keriput. Kondisi tubuh kita yang tadinya sehat berubah menjadi kondisi yang sakit-sakitan.
QS. An-Nahl (16): 70
Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.
Waktu-pun akan terus berlalu tanpa kita sadari. Apakah kita masih mau bermain-main dengan sang waktu? Masih menghabiskan waktu dengan banyak perbuatan dosa dan maksiat? Atau apakah kita selalu disibukan dengan urusan dunia sehingga kita melupakan negeri akhirat?
Padahal Allah sudah memperingatkan kepada kita semua untuk jangan bermain-main dengan waktu dan jika masih bermain-main dengannya maka kerugianlah yang akan didapatnya. Apakah kita tidak mau mengambil pelajaran dengan yang namanya waktu?
QS. Al-‘Ashr (103): 1-3
Demi masa. Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
BACA JUGA: 6 Perkara di Akhir Zaman
Ya, hanya orang-orang yang beriman dan mengerjakan banyak kebaikan saja yang akan beruntung.
Dan berlomba-lombalah untuk saling menasehati untuk kebenaran dan juga kesabaran kepada siapa saja tanpa kecuali.
Ya, ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara berikut ini:
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Kata yang disebut pertama adalah parameter kondisi manusia yang sebenarnya. Sedangkan kata yang disebut kedua adalah kondisi manusia saat ia sedang dibawah parameternya tersebut.
Misalkan, pada saat manusia sakit, ia akan berusaha untuk kembali ke kondisi yang sesungguhnya, yaitu kepada kondisi sehat. Dengan kondisi sehat, manusia bisa bekerja, bisa mencari rezeki yang baik dan halal, dan perbuatan baik lainnya yang pada saat sakit ia tidak bisa melakukan hal tersebut.
Atau pada usia muda yang masih produktif dan dalam kondisi fisik yang terbaik, yang jika sudah berusia tua maka sudah tidak produktif lagi dengan fisik yang renta dan pikun.
Atau sedang dalam kondisi sedang berpunya (kaya) sehingga ia bisa bersedekah kepada kaum yang serba kekurangan kondisinya (miskin), dimana dalam kondisi sebaliknya tidak bisa ia lakukan.
Atau dalam kondisi lapang, dimana manusia bisa melakukan banyak hal dan banyak menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang banyak, dimana dalam kondisi sempit tidak bisa dilakukannya.
Atau memilih untuk memberi makna hidup dengan penuh arti, karena hidup di dunia hanya sekali dan hidup-pun akan berakhir dengan kematian, menuju balasan di akhirat yang tengah menanti.
Jika sudah mengerti dan memahami tentang keberadaan “sang waktu”, wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah melakukan kebaikan dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun tanpa memandang status, suku, agama, ras dan antar golongan di dalam kehidupan dunia ini, karena kita tidak pernah tahu kapan hari kiamat itu terjadi.
QS. Lukman (31): 34
Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.
Ya, hidup itu adalah pilihan. Karena hanya manusia yang diberikan kehendak untuk memilih oleh Tuhan Yang Maha Berkehendak.
Pilihlah hidup yang membawa tiga jalan yang lurus, yaitu: kebenaran-kebaikan-kemanfaatan yang akan di ganjar dengan surga yang penuh kenikmatan dan bukan memilih hidup sebaliknya yaitu memilih tiga jalan yang sesat: kesalahan-keburukan-kemudharatan yang akan di ganjar dengan neraka yang penuh kesengsaraan di akhirat nanti.
Ya, gunakanlah kesempatan hidup yang hanya sekali di dunia ini dengan banyak melakukan perbuatan yang bermanfaat, sebelum kita menyesal di kemudian hari jika kita misalnya banyak melakukan perbuatan sebaliknya.
BACA JUGA: 10 Perkara yang Hendaknya Kita Jauhi
Ya, Ingatlah 5 Perkara Sebelum 5 Perkara…
Seperti lagu berikut ini yang merangkum semuanya:
Demi Masa – Raihan
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word