SENIN 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 Hijriyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpindah ke ar-Rafiq al-‘Ala dalam usia 63 tahun. Hari itu merupakan hari sekaligus musibah terberat bagi kaum muslimin.
Ibnu Rajab berkata, “Ketika Rasulullah wafat, kondisi kaum muslimin goyah. Sebagian tercengang kaget, sebagian lainnya tersungkur jatuh tidak mampu berdiri, sebagian lainnya terdiam tak mampu bicara dan sebagian lainnya mengingkari kematian beliau secara mutlak.
BACA JUGA: Hancurkan Peradaban Muslim, Musuh Islam Rusak Tiga Hal Ini
Imam Qurthubi menuturkan, “Itu adalah salah satu musibah terbesar yang menimpa Islam, Rasulullah bersabda, ‘Apabila salah seorang dari kalian tertimpa musibah, maka hendaklah ia mengingat musibahku (kematianku). Karena itu adalah musibah terbesar.’
Sungguh benar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kematian beliau adalah musibah terbesar bagi setiap muslim sepeninggal beliau sampai kelak hari kiamat. Wahyu telah terputus, kenabian telah habis dan itu adalah awal timbulnya keburukan, seperti murtadnya (sebagian) bangsa Arab dan lainnya. Itu adalah awal terputusnya kebaikan dan awal berkurangnya kebaikan tersebut. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.