MASA remaja, begitu indahnya. Bagi mereka yang tengah berbunga asmara, dimadu cinta dalam suasana penuh rasa. Tanpanya, dunia serasa fana. Wajah bermuram durja, menahan gejolak di dada.
Masa remaja, penuh tanda tanya. Ia menyapa ketika kita banyak bertanya, apakah itu artinya cinta. Menjalani hari dengan si dia, bergumul dalam kehangatan indahnya dimabuk surga dunia.
Ramadhan pun telah tiba, ia mengajak kaum yang imannya taat semata, untuk kembali berpulang pada aturan-Nya. Menjalani puasa, menahan nafsu lapar dahaga. Mendekat pada yang Kuasa, memamah ridha-Nya, mengharap surga-Nya.
Tidak terkecuali dengan mereka, yang tengah bermanja ria. Dalam suatu masa menjalin asmara, bernamakan cinta. Sang cinta turut serta, mengingatkan sang pujangga untuk taat pada-Nya. Mengajak belahan jiwa fana, untuk segera beribadah kepada-Nya. Pesan untuk Shalat, Sahur dan Puasa, tak pernah abai tercerita. Ia selalu menyapa, meski hanya lewat pesan wa. Chat via WA androidnya, atau langsung mengumbar kata. Bertelpon ria.
Ternyata, eh ternyata. Janganlah engkau seperti mereka, yang mengumbar hawa nafsu di dada. Berpacaran dalam rangka penjajakan asmara, guna merangkai cara. Menuju mahligai cinta fana, yang terkadang berujung derita.
Pacaran itu ternyata haram hukumnya. Ia melanggar perintahNya, untuk menjauhi perbuatan zina. Pun meski tak perlu di kata-kata, engkau pasti tahu apa itu hukumnya. Pacaran itu berujung dosa, gerbang awal menuju neraka. Karena awalnya saling bertatap mata, hingga kemudian beradu hawa. Dan itulah zina. Dosa besar dimata-Nya.
Lebih baik engkau ingatkan dia, untuk bersegera melamar ke bapaknya. Itu lebih baik dimata-Nya, ketimbang engkau memperturut nafsu di dada. Nikah saja, segera. Tanpa zina, surga dunia menanti di bina. Bidadari surga sejati pun menantinya, itulah cinta yang sebenarnya. []