PERUNDUNGAN bullying di sekolah dapat berdampak besar pada kesehatan mental dan perkembangan anak. Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk membekali anak dengan keterampilan sosial, emosional, dan fisik yang dapat melindungi mereka dari tindakan bullying. Berikut adalah tujuh cara efektif untuk membantu anak terhindar dari bullying di sekolah.
1. Ajarkan Anak untuk Percaya Diri
Anak yang percaya diri cenderung menjadi target bullying yang lebih kecil karena mereka memancarkan keberanian dan ketegasan.
Dorong anak untuk berbicara dengan lantang tetapi tetap sopan.
Ajarkan anak untuk menjaga postur tubuh yang tegap dan menunjukkan sikap percaya diri saat berbicara dengan teman-teman atau guru.
Kepercayaan diri membantu anak menghadapi situasi sulit dengan lebih tenang.
BACA JUGA: Dianggap Hina Penjual Es, Gus Miftah Di-bully Netizen hingga Ditegur MUI
2. Latih Keterampilan Sosial Anak
Anak dengan hubungan sosial yang baik lebih kecil kemungkinan menjadi korban bullying karena mereka memiliki dukungan dari teman-temannya.
Dorong anak untuk berteman dengan berbagai kelompok teman di sekolah.Ajarkan cara memulai percakapan, mendengarkan dengan empati, dan membangun hubungan yang sehat.
Memiliki jaringan pertemanan yang kuat dapat menjadi pelindung alami dari tindakan bullying.
3. Ajarkan Anak untuk Mengidentifikasi dan Menghindari Situasi Berisiko
Anak perlu belajar mengenali tanda-tanda awal situasi yang dapat berujung pada bullying.
Jelaskan kepada anak untuk segera menjauh jika merasa tidak aman.
Ajarkan mereka untuk mencari bantuan dari guru atau staf sekolah jika diperlukan.
Pemahaman ini membantu anak untuk menghindari konfrontasi yang tidak perlu.
4. Ajarkan Teknik Mengatasi Bullying secara Tepat
Ajarkan anak cara merespons bullying tanpa memprovokasi pelaku lebih lanjut.
Beri tahu anak untuk tetap tenang, tidak menunjukkan ketakutan, dan menjawab dengan sopan namun tegas.
Ajarkan untuk menggunakan kalimat seperti, “Aku nggak suka kamu berkata seperti itu,” lalu tinggalkan situasi tersebut.
Respon yang tepat dapat menghentikan pelaku bullying karena mereka tidak mendapatkan reaksi yang diinginkan.
5. Dorong Anak untuk Melapor jika Terjadi Bullying
Banyak anak takut melapor karena khawatir dianggap lemah atau memperburuk situasi.
Yakinkan anak bahwa melapor bukan berarti lemah, tetapi merupakan tindakan berani untuk melindungi diri.
Berikan dukungan emosional jika anak mengalami bullying, dan pastikan mereka tahu kamu selalu ada untuk membantu.
Melapor kepada guru atau orang dewasa terpercaya dapat membantu menyelesaikan masalah lebih cepat.
6. Libatkan Anak dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga, seni, atau klub hobi dapat membantu anak membangun rasa percaya diri dan jaringan teman baru.
Anak yang aktif dalam kegiatan positif cenderung lebih percaya diri dan memiliki kelompok teman yang mendukung.
Selain itu, kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari potensi situasi bullying.
Ekstrakurikuler memberikan anak pengalaman sosial yang sehat dan produktif.
BACA JUGA: Puji Megawati, Ganjar: Bu Mega Masuk Kualifikasi Hasta Brata, Dibully Tak Marah
7. Ciptakan Komunikasi Terbuka di Rumah
Anak yang merasa didengar dan didukung di rumah lebih kecil kemungkinan menjadi korban bullying karena mereka memiliki tempat aman untuk berbagi.
Luangkan waktu setiap hari untuk berbicara dengan anak tentang apa yang mereka alami di sekolah.
Jangan menghakimi atau menyalahkan anak jika mereka menghadapi masalah, tetapi berikan solusi yang mendukung.
Komunikasi yang baik dengan orang tua membuat anak merasa aman dan lebih siap menghadapi tantangan di luar rumah.
Membantu anak terhindar dari bullying memerlukan perhatian, keterampilan, dan dukungan yang konsisten. Dengan menanamkan kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan keberanian untuk melapor, anak akan lebih siap menghadapi tantangan sosial di sekolah. Selain itu, orang tua dan guru harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi semua anak. []