KEPUTUSAN yang tergolong berani dari Mantan karyawan Bank ini membuat kita harus belajar dari kisah hidupnya. Berikut kisah menarik yang patut kita contoh dari salah satu mantan karyawan bank ini:
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Saya adalah penebar riba, saya bujuk orang-orang yang punya usaha untuk berhutang dengan bunga sekian % di bank BUMN tempat saya bekerja. Saya tipu mereka dengan berkata bahwa bunga pertahun hanya sekian % tetapi saya arahkan mereka untuk mengambil hutang lebih dari setahun, sehingga pendapatan bunga menjadi lebih besar! Target saya terlampaui! Saya menjadi prajurit terbaik! Dan saya menjadi ujung tombak perusahaan yang lihai dalam memasarkan kredit!
Ya, saya adalah salah satu dari sekian banyak prajurit di sebuah bank milik negara dengan aset terbesar! Sayalah salah satu dari sekian banyak pasukan penebar riba yang setiap mendekati akhir bulan selalu berwajah tegang, pulang hampir tengah malam, senggol bacok demi menagih bunga untuk perusahaan.
“Wahai para nasabah! Bayarlah bunga kalian! Bila tidak, agunan kalian saya lelang! Hahahaha.. Jika kalian tidak terima, panggilah LSM, gugatlah perusahaan saya! Maka perusahaan saya akan mengirimkan perwakilannya untuk datang ke pengadilan untuk menghadapi gugatan kalian! Hahahaha…
Congkak dan sombong!
Bagaimana saya tidak sombong! Bekerja di salah satu bank milik negara adalah cita-cita saya. Lihatlah! Baju saya rapi dengan merk terkenal! Saya berdasi, saya naik mobil. Siapa yang tidak suka dengan kondisi mewah seperti itu? Itulah saya. Sebelum saya DITAMPAR oleh ALLAH!
7 tahun saya bekerja di salah satu bank milik Negara, 3 tahun sebelumnya saya bekerja di bank-bank swasta lainnya. Sampai pada saatnya Allah menampar saya.
Tamparan pertama adalah ketika kekayaan saya dihilangkan oleh Allah. Dengan cara saya harus menanggung hutang salah satu pihak keluarga saya yang terancam dipenjara bila tidak terselesaikan saat itu juga. Lihatlah! Tidak lebih dari 4 jam semua kendaraan saya, perhiasan istri pun saya jual untuk menyelesaikan hutang piutang tersebut.
Jadilah saya saat itu seorang bankers yang hanya punya motor inventaris kantor. Belum genap 1 bulan berlalu, tamparan ke 2 terjadi. Anak saya harus menginap di rumah sakit lebih dari 2 minggu.
2 minggu berlalu setelah anak saya keluar dr rumah sakit..ternyata Allah belum mengijinkan anak saya sehat. Anak saya harus di rawat inap lagi di rumah sakit. Apakah selesai sampai disitu? Tidak.
Tamparan ke 3 datang tanpa diduga. Penyakit didatangkan oleh Allah kepada istri saya yang harus menjalani perawatan dirumah sakit selama seminggu.
Apa ini Ya Allah? Tiba-tiba, seperti semua masalah menimpa saya. Bukan hanya saya, tetapi kepada istri dan anak pula. Saya berpikir apa yang salah? Apa yang telah saya lakukan? Saya sholat lima waktu, saya puasa senin kamis, saya tahajud, saya duha, saya shodaqoh. Apa yang salah ya Allah?
Disetiap sholat saya selalu menetes air mata menanyakan kepada Allah apa yang menimpa saya dan keluarga?
Sampai pada suatu waktu saya mulai menyadari, saya mulai mengkaji, saya mulai belajar dan belajar. Bahwa apa yang saya lakukan untuk menafkahi keluarga selama ini dilarang oleh Allah Subhanahu Wa ta’alla.
Pekerjaan saya adalah pekerjaan yang dilaknat Allah dan itu ada di dalam al-quran, kemana saja saya selama ini? Saya takut. Saya merasa ngeri dengan azab dunia akherat yang akan saya terima. Saya tidak tahu kapan saya MATI?
SAYA HARUS RESIGN!!!! Itu yang pertama kali terlintas dalam otak saya, ketika tersadar bahwa apa yang saya hasilkan, apa yang saya kerjakan adalah sebuah kesalahan. Saya harus bertaubat! Saya harus keluar dari pekerjaan ini.
Namun, bagaimana jika saya keluar? Keluarga saya makan apa? Hutang KPR dan softloan saya bayar pake apa? Pikiran-pikiran tersebut sangat menghantui saya.
Hingga dalam sebuah kajian saya mendengar ustad mengatakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,yang artinya : “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik,” (HR. Ahmad 5: 363).
Dari situ tekad saya semakin membara untuk segera keluar dari bank tempat saya bekerja. Saya yakin Allah menjamin rejeki saya, istri dan anak saya.
Bagaimana dengan hutang-hutang saya? Tidak ada jalan lain, saya harus menjual satu-satunya aset saya yang tersisa yaitu rumah yang saya tinggali.
Selanjutnya yang terpikirkan oleh saya adalah segera memasang iklan di salah satu jasa iklan online. Dengan harapan segera laku terjual sehingga hutang saya lunas dan saya keluar tanpa beban.
Satu bulan berlalu setelah saya memasang iklan “rumah dijual” tanpa ada yang menawar, tanpa ada yang melihat. Otak dan hati semakin galau, keinginan resign sangat kuat. Namun terkendala oleh hutang-hutang yang harus dilunasi.
Saya tetap bekerja dengan seperempat hati, godaan demi godaan muncul. Bulan Maret 2016 saya di berangkatkan ke Bali karena mendapat penghargaan menurunkan NPL di tahun 2015. Setiba kembali di kantor, jatah kenaikan grade dan gaji mulai disodorkan kepada saya. Alhamdulillah saya tolak dengan halus, karena pasti akan lebih banyak dosa yang saya tumpuk.
Waktu berjalan dengan cepat, berkah silaturahmi saya dapatkan. Ketika saya berkunjung ke tempat kawan lama saya, beliau menyampaikan bahwa saya harus beribadah dan berdoa lebih keras dibandingkan dengan kerasnya saya beribadah saat mengharapkan diterima di Bank tempat saya bekerja.
Semenjak hari itu, setiap hari saya bangun antara pukul 02.30 sampai dengan pukul 03.00 pagi. Saya langsung mandi, kemudian saya lakukan sholat taubat, sholat hajat, sholat tahajud,sholat witir dan saya tutup dengan berdzikir panjang sampai dengan masuk shubuh. Sebelum shubuh saya sudah berjalan ke masjid untuk adzan dan berjamaah. Sepulang dari masjid saya baca Al-quran dan artinya minimal 10 ayat, begitu pula dengan sholat wajib yang lainnya. Tidak ada kata tidak berjamaah di masjid.
Sunnah saya tegakkan, bahkan saya pernah berdebat sengit dengan pimpinan saya karena jenggot yang saya pelihara dan meninggalkan meeting saat adzan berkumandang.
Semua hal baik saya amalkan hanya karena ingin Allah mendengar doa saya, hanya karena ingin Allah memberikah terus hidayah dan rahmat-Nya kepada saya.
Kurang lebih 3 bulan saya melakukan semua itu tanpa putus, saya berdoa memohon agar Allah memberikan saya kemudahan. Memberikan saya jalan keluar dari apa yang sedang saya hadapi.
Bulan Agustus 2016, Doa saya dijawab oleh Allah. Dikirimkanlah orang yang sangat luar biasa, namanya Pak Agus asal jakarta. Beliau melihat iklan online saya dan menghubungi saya, tanpa meninjau langsung lokasi hanya berdasarkan foto di iklan saja. Pak Agus menyatakan berminat dan mau membeli rumah saya. Awalnya saya tidak percaya, namun, ketika Allah telah berkehendak..maka tidak ada yang tidak mungkin. Akhirnya, tanggal 23 Agustus 2016 Pak Agus datang ke rumah untuk melunasi semua pembayaran atas rumah saya tanpa menawar harga yang saya pasang di iklan. Masya Allah.
Alhamdulillah, hari itu juga proses pelunasan KPR dan semua hutang saya lakukan. Akhirnya semua hutang saya LUNAS. Rumah dan sertifikat sekarang menjadi milik Pak Agus dan saya menerima sisa uang penjualan rumah saya.
Doa saya dijawab Allah bukan hanya sampai disini. Allah kembali menggerakkan hati Pak Agus. Beliau mempersilahkan saya dan keluarga untuk menempati rumah tersebut sampai dengan saya mendapatkan rumah pengganti. Masya Allah.
Saya sujud syukur, saya menangis menyaksikan betapa skenario Allah sangat indah. Betapa doa yang saya panjatkan tanpa putus mendapatkan jawaban lebih dari Allah. Siapa yang bisa membuat semua ini terjadi? Membeli rumah hanya melihat iklan dan foto. Tanpa menawar, kemudian mempersilahkan ditinggali sampai saya dapat pengganti rumah.Allah lah yang memudahkan ini. Maka, apa masih berani saya menantang perang Allah dan rasul-Nya yang sudah begitu sayang kepada saya?
Keesokan harinya tanggal 24 Agustus 2016, Surat resign saya ajukan. Alhamdulillah 1 Oktober 2016 merupakan prestasi terbaik saya di bank tersebut yaitu RESIGN.
Maha suci Allah yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Yang telah banyak mengabulkan semua doa-doa saya. Sampai dengan hari ini saya tidak berhenti menjalani aktivitas ibadah saya. Tetap bangun di sepertiga malam bablas sampai dengan saya mencari rizqi halal di pagi hari, berbuat baik sebanyak mungkin, menghitung dosa saya di malam hari, kemudian selalu berdoa. Karena masih sangat-sangat banyak doa yang ingin saya sampaikan kepada Allah.
Alhamdulillah, saat ini saya tinggal dirumah tanpa riba, terbebas dari segala jenis hutang. Dan hidup sebagai seorang pedagang brownies.
Ya, pekerjaan saya saat ini adalah pedagang brownies. Saya buat sendiri bersama istri dan saya pasarkan sendiri. Lebih tenang, lebih halal, semata-mata hanya mengharapkan berkah dan ridho Allah subhanahu wa ta’alla. Mendekat dan berdoalah, sebab Allah Maha mengabulkan doa.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga bermanfaat. []
Sumber: Diceritakan oleh Prasetyo Budi Widodo yang dilansir dalam Islamedia.id