SEOUL—Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan trend kelahiran di negaranya. Pemerintah menawarkan sejumlah program yang memberikan kemudahan bagi para orang tua untuk memiliki anak.
“Paket ini fokus untuk memberi harapan kepada orang – orang yang berusia 20 – 40 tahun dan untuk memastikan kualitas hidup mereka tidak menurun ketika mulai menikah dan memiliki anak,” kata Kim Sang-hee, wakil ketua dari satuan tugas yang dibentuk Presiden Moon Jae-in.
BACA JUGA: Jumlah Turis Muslim Meningkat, Seoul Siap Bangun banyak Mushala
Pemerintah Korsel akan memberikan subsidi bagi setiap anak sebanyak US$270 atau sekitar Rp4 juta per bulan. Penerima subsidi ini diperluas hingga 10 persen keluarga terkaya, yang sebelumnya dikecualikan.
Pemerintah juga membuat ketentuan, keluarga yang memiliki anak berusia di bawah 8 tahun boleh bekerja satu jam lebih sedikit setiap harinya agar bisa mengurus anak.
Pemerintah juga memperpanjang masa cuti berbayar dari tiga hari menjadi 10 hari bagi para karyawan. Namun, saat ini, hanya 13 persen dari pria Korea Selatan yang mengambil cuti tersebut.
Selain itu, pemerintah juga bakal membangun lebih banyak sarana perawatan anak atau daycare serta taman kanak-kanak di berbagai tempat agar 40 persen dari total anak-anak bisa menggunakannya.
BACA JUGA: Korsel Kini Legalkan Ganja untuk Urusan Medis
Saat ini, tingkat kelahiran anak untuk setiap perempuan Korea Selatan turun di bawah 0.95 pada kwartal ketiga tahun ini. Ini pertama kalinya penurunan di bawah 1 dan jauh di bawah angka target 2.1 untuk mempertahankan stabilitas.
Menurut media Korea Herald, jumlah bayi yang lahir pada September 2018 turun 4000 menjadi 26.100 orang atau turun 13.3 persen seperti dicatat Statistic Korea. Sedangkan jika dihitung selama sembilan bulan pertama tahun ini, jumlah kelahiran bayi turun 9.2 persen di Korea Selatan.
Sejauh ini, Korsel tercatat memiliki angka kelahiran terendah di dunia. []
SUMBER: CHANNEL NEWS ASIA | HERALD