Untuk itulah, diperintahkan agar wanita memiliki pendidikan yang baik salah satunya dengan mendatangi majelis ilmu agar ia bisa cara mendidik anak dalam Islam dan cara mendidik yang baik menurut Islam dalam pendidikan anak dalam Islam. Bukan hanya itu, terdapat keutamaan mendatangi majelis ilmu bagi wanita, diantaranya adalah sebagai berikut:
1 Menjadi pendidik bagi anak-anaknya
“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (An-Nisa’: 9)
BACA JUGA: Muslimah, Ini Cara Mengatasi Kulit Kusam
Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha: “Janganlah kalian menyusukan bayi kalian kepada wanita bodoh, karena air susu akan mewariskan sifat sang ibu” (Bab Syarh Hadits Ar Radha’ah, 1/285)
2 Mendapat kebaikan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (Muttafaq ‘alaihi).
Dimudahkan jalan menuju surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim).
4 Amal jariyah
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengajak orang lain untuk mengikuti petunjuk, niscaya akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.”
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Jika anak adam meninggal dunia, maka semua (pahala) amalnya terputus, kecuali (pahala) sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang saleh yang selalu memanjatkan doa untuknya.”
5 Memberi manfaat pada orang lain
Allah Ta’ala berfirman:
“Maka, bertanyalah kepada ahli dzikr jika kalian tidak tahu.” (QS. An Nahl (16): 43)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahmatullah ‘Alaih berkata:
“Secara umum, dalam ayat ini terdapat pujian terhadap ahlul ilmi (ilmuwan), dan jenis yang paling tinggi adalah pengetahuan terhadap Kitabullah (Al Qura
Maka, Allah memerintahkan orang yang tidak tahu untuk mengembalikan kepada mereka dalam berbagai urusan, dan di dalamnya juga terdapat pujian dan mentazkiyah (membanggakan) ahli ilmu, yakni ketika Allah memerintahkan untuk menanyai mereka. Dan, dengan hal itu dapat mengeluarkan orang bodoh dari sifat ikut-ikutan, dan menunjukkan bahwa Allah mengamanahkankan mereka atas wahyuNya dan kitabNya.
Mereka juga diperintahkan untuk mentazkiyah para ulama dengan sifat-sifat yang baik. Sebaik-baiknya Ahludz Dzikr adalah ahlinya Al Quran Al ‘Azhim, merekalah ahli dzikri sebenarnya, dan mereka lebih utama disbanding selainnya dengan penamaan ini.
Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: (Kami menurunkan kepadamu Adz Dzikr) yaitu Al Quran yang di dalamnya terdapat peringatakan (Dzikr) yang dibutuhkan hamba-hamba Allah, berupa perkara agama dan dunia mereka, baik yang nampak maupun tersembunyi.” (Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Taisir Al Karim Ar Rahman, 1/441. Cet. 1, 1420H-2000M. Muasasah Ar Risalah)
6 Didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu, sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh siapa saja yang di langit, di bumi, ikan-ikan yang di laut, sesungguhnya keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah seumpama keutamaan rembulan di malam purnama dibanding semua bintang.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, mereka mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambilnya maka ambillah dengan keuntungan yang banyak.” (HR. Abu Daud No. 36410)
BACA JUGA: 8 Keutamaan Hijab Bagi Muslimah
7 Jauh dari laknat Allah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, dan terlaknatlah apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali berdzikir kepada Allah dan apa-apa yang mendukungnya, orang berilmu, dan orang ang menuntut ilmu.” (HR. At Tirmidzi No. 2322, katanya: hasan gharib). []
SUMBER: DALAMISLAM