MUSLIM di Amerika Serikat (AS) kerap mengalami berbagai gangguan dan perlakuan diskriminatif lantaran agama Islam yang mereka anut. Namun, kekerasan fisik hingga penyerangan yang berujung maut tak membuat Muslim AS gentar untuk mempertahankan akidahnya.
Tak cukup sampai di situ, beberapa tuduhan atau mitos buruk pun selalu menghantui kesaharian Muslim AS untuk melemahkan keberadaan mereka di Negara Paman Sam tersebut.
Dikutip dari patheos.com, berbagai mitos yang beredar ditujukan untuk melemahkan perkembangan Muslim yang terus meningkat di AS. Mitos-mitos tersebut di antaranya:
1.Muslim AS mayoritas lahir di luar negeri
Faktanya, justru Muslim yang saat ini menjadi warga negara AS merupakan kelahiran asli setempat. Lebih dari setengah total populasi Muslim AS saat ini merupakan generasi baru yang kelahirannya tercatat di berbagai wilayah AS.
2.Muslim AS didominasi orang tua
Faktanya tidak demikian. Lebih dari setengah jumlah populasi Muslim AS merupakan generasi milenial. Jumlah Muslim milenial telah itu bahkan mengisi 32 persen total populasi orang dewasa di AS.
3.Muslim AS tidak cinta tanah airnya
Hal ini tidak benar. Faktanya, menurut penelitian dari Pew Research Center, 9 dari 10 Muslim AS mengonfirmasi bahwa dirinya bangga sebagai warga AS dan mencintai negaranya.
4.Islamofobia hanya dibuat-buat, Muslim AS tak pernah alami diskriminasi
Tentu saja mitos ini tidak berdasar. Faktanya, kasus-kasus Islamofobia di AS telah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2016 lalu menurut sebuah penelitian, sebanyak 38 persen anak-anak Muslim AS mengalami perlakuan tidak baik di sekolah, sedangkan dari kelompok anak-anak Yahudi sebanyak 27 persen.
5.Muslim AS rata-rata orang arab atau asia
Ini pun merupakan mitos yang tidak benar. Faktanya, Muslim AS secara ras lebih beragam. Menurut penelitian ISPU-AMP tahun 2017, 25 persen Muslim AS adalah kulit hitam, 24 persen kulit putih, sedangkan Arab dan Asia sama-sama mendapat porsi 18 persen, 7 persennya ras campuran, dan 5 persennya lagi adalah Hispanik. []