Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-Taubah 9:18)
MASJID sebagai Baitullah, atau rumah Allah, merupakan inti dari pergerakan Islam. Fungsi utamanya sebagai tempat bersujud, beribadah kepada Allah sangatlah vital. Intisari dari memakmurkan masjid adalah terlaksananya shalat berjamaah. Sejauh mana kita memakmurkan masjid, adalah sejauh pandangan kita terhadap kebersusunan shaf pada shalat berjamaah.
Selain fungsi utamanya dalam menghimpun umat shalat berjamaah dan ibadah, masjid memiliki fungsi lainnya. Seperti tempat menuntut ilmu, musyawarah, merawat orang sakit dan asrama. Namun menurut Ali Musthafa Ya’qub, Imam Masjid Besar Istiqlal seperti dikutip dari khazanah Republika (24/2/2015) ada beberapa fungsi yang dirasa kurang tepat untuk diterapkan zaman sekarang. Dia menegaskan, fungsi Masjid sebagai asrama tidak tepat jika dilakukan saat ini.
Pada zaman rasul, Masjid memang berfungsi sebagai asrama untuk para pelajar suffah. Hal ini berarti sekitar 300 hingga 400 orang akan tinggal di Masjid untuk belajar. Dia menegaskan, jika kondisi ini diterapkan pada zaman sekarang dinilai kurang cocok.
Menurut Ali, jika kondisi tersebut terjadi di zaman sekarang, Ali khawatir Masjid akan menjadi tempat yang kumuh. Kecuali, dia menambahkan, asrama itu dibangun di sekitar atau di luar bangunan Masjid.
“Intinya, kelima fungsi atau aktivitas itu bisa dijalankan apabila dibangun di sekitar bangunaan Masjid. Jadi usahakan tidak menyatu dengan bangunan Masjid,” tambahnya.
Ali Musthafa Ya’qub merupakan inisiator yang memiliki wacana untuk mengembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah. Dia juga menyarankan agar masjid dilengkapi dengan perpustakaan dan internet. [rf/Islampos]