COVID-19 yang disebabkan virus corona telah menginfeksi lebih dari satu juta orang di seluruh dunia dalam tiga bulan terakhir ini. Hingga kini belum ditemukan vaksin untuk virus tersebut.
Sejauh ini, sejumlah ilmuwan telah meneliti tentang virus ini. Menjaga kebersihan dan physical distancing menjadi salah satu cara yang paling dianjurkan untuk menghindarkan diri dari paparan virus.
BACA JUGA: Virus Corona Bermutasi jadi 2 Tipe, Salah Satunya Lebih Agresif
Kendati telah menelan ratusan ribu korban, virus dengan penyebaran yang dianggap sangat cepat ini ternyata punya beberapa kelemahan.
Para ilmuwan memanfaatkan kelemahan virus corona untuk mencegah penularan. Apa saja kelemahan virus corona tersebut?
Dikutip dari Tempo, berikut lima kelemahan virus corona yang perlu diketahui:
1 Mudah hancur dengan sabun
Sabun adalah pelarut lemak yang biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Virus corona, bisa hancur dan mati jika terkena sabun. Mengapa?
Virus corona pada intinya tersusun atas tiga bagian, yaitu DNA atau RNA yang menjadi inti dari virus, protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak diri, dan lapisan lemak sebagai pelindung luarnya. Ketiga bagian tersebut sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama lain. Sehingga, saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun, maka virus tersebut pun akan hancur dan mati.
Makanya, rajin cuci tangan dengan air dan sabun sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi Covid-19.
2 Bisa dikalahkan oleh antibodi
Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia mengamini bahwa salah satu kelemahan virus corona adalah dalam menghadapi antibodi yang sehat. Penelitian ini melihat secara teratur kadar antibodi yang dihasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.
Pasien tersebut tidak memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes. Kondisi tubuhnya secara keseluruhan sehat dan hanya terdapat satu infeksi yang sedang terjadi, yaitu Covid-19.
Pada hari ke 7-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul pada pasien tersebut, sejumlah antibodi mulai terbentuk di tubuh. Ini tandanya, tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha melawan virus corona. Beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.
Infeksi Covid-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, mulai dari yang ringan hingga parah. Pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik.
Memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola “peperangan” antara virus corona dan antibodi. Namun, penelitian di atas bisa dijadikan sebagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup yang sehat.
3 Bisa dibunuh dengan disinfektan
Virus corona ada banyak jenisnya. Ada virus corona yang menyebabkan SARS, MERS, dan saat ini jenis yang baru ditemukan, mengakibatkan Covid-19. Masing-masingnya memang memiliki perbedaan dan masih butuh lebih banyak penelitian. Namun sejauh ini, diketahui bahwa secara umum karakter keluarga coronavirus cukup mirip, yaitu dianggap lemah jika berhadapan dengan bahan disinfektan.
BACA JUGA: Ini Pandangan Ahli terkait Mutasi Virus
Berdasarkan hasil penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari. Meski sejauh ini belum ada penelitian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan, tapi diduga hasilnya tidak jauh berbeda dari sepupu sesama virus corona lainnya. Virus tersebut dianggap bisa nonaktif dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, hidrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit 0,1% dalam waktu 1 menit.
4 Melemah di suhu panas
Virus corona penyebab penyakit SARS, terbukti bisa melemah pada suhu panas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56°C. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 juga lemah terhadap panas.
5 Tidak bisa bertahan lama dipermukaan
Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan. Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi. Sehingga baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut sangatlah rendah. []
SUMBER: TEMPO