MENJALIN keluarga yang sakinah, tentu menjadi idaman bagi setiap manusia. Pasalnya, hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat ketenangan dan kenyamanan dalam berumah tangga. Dengan memiliki keluarga yang sakinah itulah yang menjadi pilihan utama dalam berumah tangga. Segala daya dan upaya akan dilakukan, hanya demi mewujudkan rumah tangga yang sakinah.
Mengingat kondisi abad 21 dibukai keterbukaan informasi plus intervensi beragam nilai ke rumah tangga kaum muslimin, maka dirasa penting untuk mengukuhkan criteria keluarga sakinah agar bisa menjadi patokan. Sehingga rumah tangga kaum Muslim bisa bertambat, tak ikut arus.
Berikut ada 5 kriteria itu.
1. Adanya suasana spiritual awakening
Ini syarat utana dan pertama bagi keluarga sakinah abad 21. Setiap anggota dalam rumah tangga harus membangun ruhani agar memiliki iman yang hidup dan dinamis. Bukanlah iman mati dan beku. Dengan didasari dengan keimanan, maka segala masalah dalam berumah tangga akan dpat terselesaikan dengan cara yang baik. Hal ini perlu diterapkan kepada anak-anak pula. Karena apa? Anak juga merupakan bagian dari berjalannya rumah tangga. Mereka akan mempengaruhi tingkan ketenangan dan kedamaian dalam berumah tangga.
2. Adanya suasana akomodatif
Dalam berumah tangga harus ada sikap saling menghormati, menampung berbagai aspirasi, dan iklim diologis. Perlu adanya pembiasaan diri untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan segala masalah. Degan begitu maka akan muncul suatu inisiatif dan kreativitas. Bukan hanya itu, dengan musywarah, maka akan mencegah dari hal-hal yang individualisme, yang mementingkan dirinya sendiri dengan mengikuti egonya.
3. Adanya imunitas
Ingat imunitas! Bukan “sterilitas” yang laksana katak dalam tempurung. Keluarga haruslah menjadi komunitas kecil yang adil dan obyektif serta mampu menyeleksi berbagai nilai yang ditawarkan zaman. Jangan sampai menolak hal-hal yang bermanfaat dari dunia lain, hanya semata-mata karena datang dari luar.
Padahal alhikmah dholatul mukmin. Tapi, jangan juga menerima tanpa sikap kritis semua yang datang dari dunia Islam. Sebab “dunia Islam” bukan berarti Islam itu sendiri.
4. Punya manajemen dan job division
Acara dan jadwal dari setiap anggota di masa sekarang ini cukup ketat. Karea itu, mereka harus berfungsi optimal dan efisien. Manajemen, insya Allah, akan mempermudah mereka mencari berkah waktu.
5. Punya rumus kiprah dan peran seorang ummahat
Ummahat (ibu) adalah penjaga atau benteng rumah tangga. Tapi, peran mereka juga ditunggu oleh sejumlah wanita yang siap didakwahi di luar. Apalagi, kini era tak boleh membeda-bedakan anak laki-laki dan perempuan dalam pendidikan. Wanita muslimah harus bisa menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya, sebagai pembangun generasi, pendidik bangsa. []
Sumber: Majalah Saksi Edisi Kawin Lagi, Nafsu atau Dakwah? Bulan Januari Tahun 2000