SEMUA orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi bukan berarti terlalu memanjakannya. Perlu diketahui bahwa terlalu memanjakan anak akan membawa dampak buruk bagi perkembangannya di kemudian hari. Memanjakan anak secara berlebihan juga merupakan sebuah kesalahan besar yang menyebabkan rapuhnya jiwa anak.
Muhammad Al-Hamd dalam bukunya nenegaskan bahwa mendidik anak dengan pemanjaan akan merusak fitrah/naluri baik anak, melenyapkan keistiqamahan, membasmi kewibawaan dan keberaniannya. Sehingga, anak tumbuh dan terbiasa hidup mewah, royal, bersuka ria, egois, dan hanya mementingkan diri sendiri.
BACA JUGA: Manjanik
Abdullah Nashih Ulwan menegaskan bahwa pemanjaan yang berlebihan akan menumbuhsuburkan sifat penakut dan rendah diri, menghilangkan kejantanan dan keberaniaan, melemahkan rasa percaya diri anak, mengarahkan anak, padaa peyimpangan dan keinginan untuk mengasingkan diri dari teman-temannya.
Muhammad Rasyid Dimas menyebutkan dampak buruk pemanjaan terhadap kepribadian anak, yakni:
1. Anak tidak mandiri dan tidak mau melakukan sesuatu kecuali bila mendapat bantuan orang lain. Ia mengalami keterlambatan kematangan.
2. Anak akan terus-menerus minta perlindungan dan tidak mudah melepaskan diri dari orang tuanya.
3. Anak tidak memiliki kesadaran akan tanggung jawab dan tidak menghormati tanggung jawab.
4. Anak memiliki sikap egois dan posesif (selalu ingin memiliki). Dan jika keinginannya tidak terpenuhi ia sangat mudah putus asa.
5. Anak kurang memiliki rasa percaya diri, tidak bisa membuat keputusan, merasa selalu gagal dan merasa selalu kalah dalam menghadapi lika-liku serta problematika kehidupan.
BACA JUGA: Ingin Suami Rindu Rumah? Manjain Dong!
6. Anak tumbuh menjadi orang yang acuh tak acuh dan tidak mengindahkan aturan.
Pendidikan anak yang memanjakan sama halnya dengan pendidikan anak yang penuh kekerasan, dalam hal “menindas” perkembangan jiwa anak. Pendidikan yang keras menindas rasa percaya diri dan motivasi anak, sedangkan pendidikan yang memanjakan menindas kemandirian anak. []
SUMBER: Selamat, Anak Anda Luar Biasa oleh Muhammad Albani