SETELAH masuk Islam, ‘Umar bin Khaththab selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupannya. Ayat-ayat Al-Qur’an selalu dibacanya dengan penuh penghayatan. Hal itulah yang menyucikan hatinya, menjernihkan jiwanya, dan memenuhi ruhaninya.
Al-Qur’an inilah yang mengubah diri ‘Umar seakan menjadi manusia baru. Sikap kerasnya melunak ketika ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan padanya.
BACA JUGA: Keinginan Khalifah Umar yang Tak Tercapai
Di suatu malam ketika ‘Umar telah menjabat sebagai khalifah, ia berkeliling di sekitar kota Madinah. Ketika melintasi salah satu rumah seorang muslim, ia mendapati penghuni rumah itu sedang shalat. ‘Umar kemudian berhenti dan menyimak bacaannya. Saat itu, orang itu tengah membaca ayat,
وَالطُّورِ (1) وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (2) فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (3) وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4) وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (5) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (6) إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ (7
“Demi Bukit (Thur), Dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Makmur (Ka’bah), dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi…” (QS. ath-Thur Ayat 1-7)
Mendengar itu, ‘Umar berkata dalam hatinya, “Ini adalah sumpah Tuhannya Ka’bah Yang Mahabenar.”
BACA JUGA: Sakaratul Maut Tak Bisa Menahan Umar dari Menyuarakan Kebenaran
Kemudian ‘Umar turun dari keledainya dan bersandar di tembok. Cukup lama ia diam dan merenungi ayat-ayat tersebut. Air mata nampak diwajahnya. []
Sumber: The Golden Story of ‘Umar bin Khaththab/ Ahmad Hatta MA., dkk/ Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka/ Januari 2015.