SEORANG pendidik—dalam kaitan di sini orangtua dan guru—haruslah memiliki sifat yang jujur dalam mendidik anak-anaknya. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan memerangi dusta serta kebohongan.
Jujur adalah selalu bersikap sesuai dengan yang sebenarnya, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Orang yang jujur senantiasa menjauhkan diri dari riya dalam beribadah dan menjauhi sikap fasik saat berinteraksi.
BACA JUGA: Kejujuran Adalah Perhiasan Jiwa
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan peringatan kepada seorang ibu yang sedang memanggil anaknya karena ia ingin memberinya sesuatu, maka perempuan itu ditanya:
“Apa yang kamu ingin berikan untuknya?” tanya Rasulullah kepada perempuan itu.
“Saya ingin memberinya sebuah kurma.” Jawab si perempuan.
Maka Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu tidak memberikannya sesuatu, maka kamu tercatat sebagai pendusta.” (HR. Abu Daud No. 4991)
Di antara tanda-tanda kejujuran seorang pendidik atau orangtua adalah ia tidak berdusta kepada anaknya walau apapun sebabnya.
Karena seorang pendidik jika ia bersikap jujur maka ia akan dicontoh oleh anak-anaknya. Jika si pendidik ketahuan berbohong walaupun hanya sekali maka anak-anaknya akan sulit percaya padanya kembali dan akan hilang pengaruh nasihatnya.
BACA JUGA: Upayakan Apapun dengan Baik dan Jujur
Oleh karena itu guru maupun orangtua harus menepati janji terhadap anak-anaknya. Jika ia tidak mampu untuk melakukannya maka ia harus mengutarakan alasan dan permintaan maaf kepada anak-anaknya. []
SUMBER: Kesalahan Fatal Orangtua dalam Mendidik Anak Muslim. Karya Sulistyowati Khairu. Penerbit DAN Idea. 2014