Siang hari adalah saat matahari bersinar dan memancarkan panasnya dan merupakan saat terberat bagi muslim untuk menjalankan ibadah puasa.
Sepanjang Ramadan, umat islam diwajibkan untuk berpuasa. Ibadah puasa dijalankan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Hal ini menandakan puasa harus dijalankan pada siang hari. Padahal, siang hari adalah saat matahari bersinar dan memancarkan panasnya.
Pernahkah terlintas mengapa puasa harus dilakukan siang hari? Bukankah lebih menyenangkan puasa di malam hari? Tak kena terik matahari dan bisa tidur sampai pagi.
ketetapan waktu puasa tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 187. Ayat itu menyebutkan seorang mukmin dibolehkan menggauli istrinya pada malam puasa seperti dikutip dari Laman NU
Sementara terkait syariat puasa di siang hari, waktu ini adalah saat di mana manusia terjaga dan menjalankan aktivitasnya. Di tengah keterjagaannya, seorang mukmin diperintahkan untuk berpuasa.
Siang hari menjadi tantangan bagi para mukmin menjalankan puasa. Mereka harus menahan lapar dan dahaga, sekaligus menjalani hari yang terik.
Muhammad Ibrahim Al-Hafnawi dalam kitab Fatawa Syar’iyyah Mu‘ashirah memberikan penjelasan.
” Kalau amal yang utama dihitung berdasarkan tingkat kesulitannya dalam diri, maka dari itu puasa disyariatkan pada siang hari. Sebuah hadis menyebutkan, ‘Ibadah paling utama adalah yang paling berat,’ maksudnya paling kuat mengandung masyaqqahnya.
Allah SWT tidak memerintahkan ibadah puasa di malam hari karena malam adalah waktu tenang dan bercengkerama manusia di rumah, dan waktu istirahat mereka di mana anggota tubuhnya melepas lelah di sini kemudian puasa tidak disyariatkan di malam hari karena ketiadaan tingkat kesulitan yang dimaksud oleh Allah sebagai pengantar bagi hamba-Nya meraih ganjaran yang besar.”[]