JAKARTA — Jumlah angka kematian jamaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi hingga hari ke delapan pemulangan jamaah mencapai 438 jiwa. Jumlah itu disebut meningkat jika dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang.
Hingga 13 September 2017, Ramon menyebutkan, ada lima jamaah yang wafat di Jeddah, 309 di Makkah, 37 di Madinah, 20 di Arafah, dan 67 jamaah di Mina. Ada 18 orang dari jumlah tersebut yang merupakan jamaah haji khusus.
Ramon mengatakan, pada 2015, angka kematian penyelenggaraan haji mencapai 491 jiwa. Namun, angka tersebut sudah termasuk dari seratus jamaah yang wafat karena menjadi korban crane jatuh dan musibah di Mina. Sementara, angka kematian di tahun 2016 berjumlah 342 jiwa.
Kendati demikian, Ramon menjelaskan, kuota haji tahun ini juga jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan empat tahun terakhir. Sejak 2013 hingga 2016, kuota haji negara pengirim jamaah dipotong 20 persen. Hal tersebut, menurut dia, efek dari renovasi Masjidil Haram. Shingga, kuota haji Indonesia pun berkurang menjadi hanya 168.800 jamaah.
Namun, hal itu sebanding dengan peningkatan jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun. “Jumlah ini sudah melewati total angka kematian tahun 2016. Bahkan, jumlah ini juga sudah melewati angka kematian tahun 2015, di luar korban jatuhnya crane dan musibah Mina,” ujar Kasi Penghubung Kesehatan Daker Makkah Ramon Andras melalui laman resmi Kementerian Agama, Rabu (13/9/2017) kemarin.
“Tingginya angka kematian ini juga karena kuota haji tahun ini kembali normal. Jadi kembali ke 211 ribu ditambah 10 ribu menjadi 221 ribu. Jadi, lebih tinggi karena ristinya lebih tinggi kuotanya juga lebih tinggi,” pungkasnya.[]