UMAR bin Abdul Aziz, siapa yang tak kenal sosok pemimpin Islam satu ini yang bahkan disebut-sebut sebagai Khulafaur Rasyidin kelima ini?
Sosok Umar bin Abdul Aziz sangat termansyur karena kepemimpinannya yang adil dan mampu mensejahterakan rakyatnya sesuai tuntunan Islam. Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz menjadi salah satu teladan umat.
BACA JUGA: Ambisi Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz memerintah antara tahun 99 dan 102 H, sekitar 717 hingga 720 Masehi. Dia adalah pemimpin Islam pada masa kekhalifahan Umayah I yang menerapkan kebijakan untuk kembali kepada syariat Islam.
Dari garis silsilah, diketahui bahwa Umar bin Abdul Aziz adalah cicit Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz pun dikenal sebagai Umar II. Gelarnya tercatat dengan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam.
Prof Ali Muhammad ash-Shallabi dalam Biografi Umar bin Abdul Aziz: Khilafah Pembaru dari Bani Umayyah (2010) mengatakan, karakteristik kepemimpinan Umar adalah amanah dan warak, jauh dari kesan semena-mena. Selayaknya orang yang memahami ilmu-ilmu agama, ia memahami adanya tanggung jawab, baik di dunia maupun akhirat kelak. Bahkan, dirinya pun semakin takut akan pengadilan hari akhir dan perjumpaan dengan Tuhannya.
Sebuah kisah disampaikan Ibnu Abi Dzuaib. Suatu ketika, seorang lelaki membacakan ayat Alquran.
وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا
“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.” (QS Al Furqan: 13)
Mendengar ayat tersebut dibacakan, Umar seketika menangis. Firman Allah SWT itu menceritakan keadaan orang-orang yang mendustakan Hari Kiamat. Perkataan yang keluar dari lisan mereka menandakan penyesalan yang amat mendalam atas ketidaktaatannya selama di dunia.
BACA JUGA: Nasihat Umar bin Abdul Aziz tentang Cara Dapatkan Keberkahan Hidup
Ini menunjukkan, hati nurani Umar sangat peka akan Alquran.
Pernah di sebuah majelis, ia membaca surat at-Takasur. Surah itu menyinggung perihal mereka yang gemar bermegah-megahan serta akibat yang akan diterimanya kelak. Baru dua ayat dibacanya, Umar menangis sesenggukan.
Sesudah agak tenang, dirinya berkata, “Aku tidak melihat kuburan kecuali sebagai tempat diziarahi. Dan setiap yang menziarahinya pun kelak akan kembali, apakah ke surga atau neraka.”
Demikianlah sosok pemimpin pada masa kejaayan Islam tersebut. Sosok yang adil, bijaksana, dan bertanggung jawab baik terhadap dunia mapun akhirat. []
Referensi: Biografi Umar bin Abdul Aziz: Khilafah Pembaru dari Bani Umayyah/Karya: Prof Ali Muhammad ash-Shallabi/Penerbit: Pustaka Al Kautsar/Tahun: 2010