SERINGKALI kita mendengar mengenai Firman Allah dalam surat Al-Ma’un ayat 4 yang artinya “Celakalah orang yang shalat”. Bagaimana yang dimaksud dengan lalai dari shalat dan tindakan apa saja yang dikategorikan di dalamnya?
Indikasi mempermudah shalat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, yaitu:
Pertama, sebelum pelaksanaan shalat yang dapat dinilai dari aspek:
1. Dalam berwudhu, tidak memerhatikan tata cara wudhu yang benar,
2. Tidak memerdulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk shalat,
BACA JUGA: Kenapa Shalat Subuh Kesiangan Bisa Bikin Gelisah Seharian?
3. Menunda-nunda waktu shalat padahal mampu mengerjakannya lebih awal.
Kedua, dalam pelaksanaan shalat. Mempermudah shalat sewaktu pelaksanaan shalat, ciri-cirinya antara lain:
1. Meniadakan aspek tuma’ninah (berhenti sejenak sampai sempurna bacaan doa),
2. Mendirikan shalat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara shalat, dari segi rukun maupun sunahnya.
3. Lupa bahwa dengan shalat seorang muslim sedang berhadapan dan berdoa kepada Allah.
Adapun yang dimaksud dengan lalai dari shalat dapat dikategorikan ke dalam dua hal: Pertama, lalai pada waktu shalat, yaitu tidak untuk mengingat Allah tetapi justru kepada yang lain. Seperti ingat menonton sepak bola, ingat teman dan lain-lain. Padahal Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي (طه: ١٤)
“Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Q.S. Thaha:14)
Kedua, lalai sesudah shalat, dalam artian tidak mampu mewujudkan tujuan salat, yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah surat al-Ankabut ayat 45:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ (العنكبوت: ٤٥)
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (Q.S. Al-Ankabut:45)
Oleh karena itu dalam mendirikan shalat, seorang muslim seharusnya:
1. Menyempurnakan syarat,
2. Menyempurnakan rukun,
BACA JUGA: Bolehkah Melaksanakan Shalat Dhuha Agar Mendapatkan Rezeki?
3. Menyempurnakan sunnah,
4. Tepat waktu,
5. Memberi bekas pada pribadi mukmin baik dari segi hubungn vertikal maupun horizontal.
Inilah inti dari firman Allah surat al-Mukminun ayat 1-2:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢) (المؤمنون: ١-٢)
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.” (Q.S. Al-Mukminun:1-2)
Ketiga, termasuk kategori lalai dari shalat yaitu yang mengetahui kewajiban shalat tetapi tidak mau melaksanakannya. []
SUMBER: MUHAMMADIYAH