SEMARAK Ramadhan sudah terasa di hari pertama. Seperti biasa selalu ada kebiasaan dan cara unik dari masyarakat dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Dari mulai membangunkan sahur, hingga berbuka. Banyak amalan-amalan yang biasa dilakukan.
Salah satu kebiasaan unik di Indonesia adalah cara membangunkan sahur. Biasanya sekelompok warga kampung akan berkeliling rumah dengan membawa sejenis kentongan sembari meneriakkan “Sahur! Sahur!” Tapi tahukah bagaimana cara membangunkan sahur yang benar sesuai Islam?
Cara yang benar adalah dengan adzan awal.
Ada dua Adzan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di waktu pagi:
a. Adzan awal. Dilakukan sebelum terbit fajar shodiq oleh Bilal bin Rabah.
b. Adzan subuh. Dilakukan setelah terbit fajar subuh oleh sahabat Abdullah bin Ummi Maktum.
Jarak antara adzan Bilal dan Ibnu Ummi Maktum tidak terlalu jauh. Karena itu, para sahabat yang mengakhirkan makan sahur masih bisa menjumpai adzannya Bilal.
Beliau bersabda:
إِنَّ بِلَالًا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ لِيُنَبِّهَ نَائِمَكُمْ وَيُرْجِعَ قَائِمَكُمْ
“Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh), untuk membangunkan orang yang tidur diantara kalian dan orang yang tahajud bisa kembali istirahat (untuk persiapan subuh).” (HR. Nasai, 2170)
Dalam riwayat yang lain:
لاَ يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ مِنْ سَحُورِهِ
“Jangan sampai adzan Bilal membuat kalian untuk menghentikan makan sahurnya…” (HR. Bukhari 7247).
Dalam riwayat yang lain:
“إن بلالا يؤذن بليل، فكلوا واشربوا حتى يؤذن ابن أم مكتوم”
“Sesungguhnya Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh). Makan dan minumlah kalian, sampai Ibnu Ummi Maktum Adzan.” (HR. Muslim 1092).
Begitulah cara membangunkan sahur dan tahajud yang sesuai sunah. Adzan dua kali menjelang subuh. Adzan subuh dilakukan oleh orang yang berbeda.
Allahu a’lam. []
Sumber: konsultasisyariah