PALESTINA–Penjajah Israel telah membongkar 538 rumah warga Palestina pada 2018. Angka ini berdasarkan data sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berafiliasi dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Abdullah Hourani PLO pada Jumat (28/12/2018), pembongkaran itu dilakukan di kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel dan Yerusalem Timur.
BACA JUGA: Khudari: Dua Tahun lagi Jalur Gaza Tidak Bisa Dihuni
Pembongkaran, berdasarkan laporan itu, telah menyebabkan sekitar 1.300 warga Palestina -termasuk 225 anak-anak- kehilangan tempat tinggal.
Laporan itu juga mencatat bahwa penghancuran properti Palestina oleh Israel meningkat 24 persen dibandingkan dengan 2017 lalu.
Pihak berwenang Israel kerap merobohkan rumah-rumah keluarga Palestina yang diduga terlibat dalam serangan terhadap warga Israel -sebuah kelompok kebijakan mengutuknya sebagai “hukuman kolektif.”
Sepanjang 2018, pasukan Israel menangkap 6.489 warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Komisi Tahanan dan Urusan Eks Tahanan Organisasi Pembebasan Palestina mengungkapkan sebanyak 1.063 anak di bawah umur dan 140 perempuan termasuk di antara mereka yang ditangkap tahun ini.
Selain itu, enam anggota parlemen dan 38 jurnalis juga ditahan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis, komisi tersebut mengungkapkan bahwa otoritas Israel telah mengeluarkan 988 perintah penahanan administratif tahun ini.
Hingga saat ini, sekitar 6.000 warga Palestina masih ditahan di fasilitas penahanan di Israel.
Komisi itu memerkirakan mayoritas warga Palestina yang ditangkap tahun ini berasal dari Tepi Barat, sementara hanya 5 persen dari Gaza.
Menurut data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pasukan Israel menewaskan 295 warga Palestina dan melukai 29 ribu lainnya sejak awal 2018.
Dengan demikian, 2018 ini menjadi tahun terbanyak warga Palestina yang tewas dan terluka akibat serangan pasukan Israel di Gaza dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sejak Israel melancarkan serangan ke wilayah Gaza pada 2014 lalu.
Tak hanya bangunan, sebanyak 180 orang tewas dan 23 ribu lainnya menderita luka-luka akibat serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang melakukan aksi damai “Great March of Return” di perbatasan Jalur Gaza-Israel sejak 30 Maret lalu.
BACA JUGA: Israel Kembali Gempur Jalur Gaza
Menurut laporan OCHA itu, pasukan Israel menewaskan 57 orang dan melukai 7 ribu warga Palestina yang berusia di bawah 18 tahun dalam serangan-serangan ke perbatasan Gaza.
OCHA mengungkapkan 15 warga Palestina lainnya terbunuh dalam operasi-operasi pasukan Israel di Tepi Barat.
Terjadi 265 peristiwa pembunuhan, penganinayaan atau perusakan barang milk warga Palestina oleh pemukim Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Jumlah peristiwa itu meningkat 69 persen di bandingkan tahun 2017. []
SUMBER: ANADOLU