IMAN adalah hal mutlak yang harus dimiliki setiap Muslim. Tanpa keimanan, segalanya hanyalah kosong dan tak berarti. Selain seorang Muslim harus meyakini rukun iman sebagai bukti keimanannya, Allah SWT juga menyebutkan di dalam Surat Al-Anfal ayat 2-4 tentang ciri-ciri orang beriman yang sesungguhnya,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (2) [yaitu] orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (3) Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia.” (4). (QS Al-Anfal [8]: 2-4).
1. Hatinya gemetar ketika mendengar nama Allah
Hanya orang yang berimanlah, yang jika disebutkan nama Allah, gemetar hatinya, ada rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya justru sebagai bentuk mengagungkan asma Allah. Maka, jika ia berkeinginan untuk melakukan perbuatan dosa atau maksiat, ia pun segara teringat Allah dan takut melaksanakannya.
2. Bertambah imannya jika dibacakan ayat Al-Quran.
Bagi orang beriman, menjadi makmum berdiri di belakang imam shalat, imam membaca ayat yang sekiranya panjang-panjang. Itu adalah hak imam, dan orang beriman akan senang saja. Sebab, ya itu tadi, apabila dibacaan ayat-ayat Allah, maka bertambahlah imannya.
Demikian pula ketika ada seorang ‘alim mengaji ayat-ayat Allah, ia akan senang mendengarnya. Menguraikan Al-Quran dan As-Sunnah, ia akan betah mendengarkannya.
3. Bertawakkal hanya kepada Allah
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada benda, gunung, cincin, keris, atau yang lain.
Karena orang beriman itu yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah. Jika Allah berkehendak terjadi, maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak,maka tidak akan terjadi.
4. Mendirikan Shalat
Mendirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Di samping karena memang shalat adalah tiangnya agama. Kalau ia menegakkan shalatnya, sama dengan ia menegakkan agamanya. Sebaliknya manakala ia meruntuhkannya, tidak memperhatikannya, mengabaikannya, sama juga dengan meruntuhkan, tidak memperhatikan dan mengabaikan agamanya sendiri.
5. Gemar berinfak di jalan Allah.
Seseorang dikatakan beriman kepada Allah adalah ketika ia gemar menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah SWT berfirman yang artinya,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki Nya)’, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba [34]: 39). Waallahualam. []