LAYAKNYA manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya, jin yang tak kasat mata juga membutuhkan makanan. Tentunya makanan jin tidak sama dengan makanan manusia. Hal ini membuktikan bahwa jin bersifat lemah karena masih membutuhkan sesuatu untuk bertahan hidup.
Terdapat banyak riwayat yang membenarkan bahwa jin juga makan dan minum sebagaimana manusia dan di antara makanan jin adalah tulang dan kotoran. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
BACA JUGA: 6 Alasan Jin Menampakkan Diri kepada Manusia
لاَ تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ وَلاَ بِالْعِظَامِ فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran dan jangan pula dengan tulang karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.”
Hadits ini berisi perintah agar kita tidak menggunakan kotoran dan tulang sebagai alat istinja’ atau bersuci karena keduanya merupakan makanan jin. Hadits ini senada dengan kandungan hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah, dia berkisah sebagai berikut;
نَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِدَاوَةً لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ مَنْ هَذَا . فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ . فَقَالَ ابْغِنِى أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا ، وَلاَ تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ . فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرَفِ ثَوْبِى حَتَّى وَضَعْتُ إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ ، فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
BACA JUGA: Siapa Bapak Moyangnya Jin?
“Suatu saat dia (Abu Hurairah) membawakan pada Nabi SAW wadah berisi air wudu dan hajat beliau. Ketika dia membawanya, Nabi SAW bertanya, ‘Siapa ini?.’ Dia menjawab, ‘Saya, Abu Hurairah.’ Beliau pun berkata, ‘Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek). Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, ‘Ada apa dengan tulang dan kotoran?.’ Beliau bersabda, ‘Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan.’” Wallahu A’lam. []
SUMBER: BINCANG SYARIAH