3. Melakukan aktivitas yang menyibukkan. Saat sendiri kita, sering teringat dengan sesuatu yang membuat trauma atau masalah yang mengganjal. Jangn biarkan setan menggoda dengan membuka luka bernanah atau menggerogoti nurani buat mendendam. Hal ini kadang membuat kita tidak bisa tidur nyenyak.
Sungguh melakukan aktivitas yang membuat kita menjadi lebih sibuk sehingga tidak punya waktu mengingat masa lalu yang tidak mengenakkan tersebut, adalah hal penting dalam membangkitkan semangat berprilaku lebih baik. Katakan dalam jiwa, “Orang yang tidak jujur, itu adalah urusan tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT, bukan urusan kita dalam ‘episode hasil’. Urusan kita adalah kesibukan dengan aktivitas kebaikan buat bekal akhirat diri, camkan dalam dada!
BACA JUGA: Cara Tepat Memotivasi Anak Agar Rajin Sholat
Tidak perlu terbawa suasana ‘tuntutan apa kata orang’, yang penting adalah kita beramal baik sesuai tuntunan dan ‘apa yang Allah SWT suka’.
4. Optimalkan ikhtiar, bisikan permohonan kepada Allah azza wa jalla di setiap momen kesempatan. Usaha maksimal adalah usaha yang sudah mencurahkan energi diiringi basmalah serta selalu berhiaskan doa dan tawakal kepadanya.
Kita perlu tetap membantu dan bersikap adil kepada siapa pun juga, meski dalam suasana sesak dalam dada. Ketika kamu tersenyum kepada para sahabat baik di sekitarmu, itu adalah hal biasa. Namun menjadi luar biasa apabila kamu tetap tersenyum kepada ‘para ember rombeng’ yang menyebabkan sakit kepala dan tekanan bathin dalam keseharianmu. Senyumlah karena Allah, senyumlah karena optimis bahwa manusia dapat berubah! Tetaplah menunaikan hak-hak saudara kita, meskipun kita telah diabaikannya. Inilah akhlaq mulia yang diajarkan baginda nabi SAW.
5. Bersabar dan teruslah berpikir positif
“Mungkin temanmu capek dan lupa, ketika berjumpa tanpa ukiran senyum ramah. Mungkin sedang sariawan dan tidak enak badan, sehingga sedang doyan berdebat denganmu. Mungkin teman tidak mau kamu capek, sehingga tidak mengabarimu ketika ada keluarganya yang sekarat dan harus segera ke rumah sakit. Mungkin memang ada tekanan dari pihak lain saat kejadian menyakitkan melanda di antara hubungan persahabatan itu, perbarui terus ‘pikiran dan hati’ kita, insya Allah cari saja minimal seratus alasan untuk tetap berpikir positif.
Dengan berpikir jernih dan hal-hal positif menyelimuti ruang hati, maka kita jadi rileks dan tidak was-was. Yakinkan berkali-kali bahwa diri rajin bermuhasabah, lalu asah kepercayaan diri untuk tetap menjalin pertemanan baik dengan siapa saja.
Sering kali gambaran kondisi di dunia maya ternyata beda dengan ‘penampakan kerja nyata’ pada fakta yang ada. Zaman ini adalah ‘satu foto dikasih seribu jempol’, sedangkan yang difoto belum tentu mengetahui makna hidupnya sendiri. Sementara itu yang jarang ‘meraih jempol’ belum tentu sempat membuka halaman akunnya di dunia maya, saking sibuk beraktivitas kebaikan dalam dunia nyata. Atau dalam satu appartemen, bisa saja cuma dua bulan sekali berjumpa. Sementara dengan teman yang berjauhan lokasinya, ada kemudahan untuk bersua seminggu sekali.
Maka, perlunya lebih mengenali teman, termasuk mengenali kekurangannya, bersabar dan berbaik sangka atas segala peristiwa yang kita alami bersamanya.
Selalu ada sisi baik di setiap penjahat pun, dan pentingnya kita mengingat kematian, inilah cara diri menambah pil kesabaran.
6. Selalu memohon kepada Allah SWT, Hanya Allah ta’ala tempat kita mengadu dan meminta pertolongan. Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik, teman sejati adalah yang menerangi kubur kita nanti. Mari memohon pertolongan Allah ta’ala, semoga kita selalu erat mendekap teman sejati. Do’akan teman-teman di dunia ini dengan diam-diam, semoga taufiq hidayah Allah SWT senantiasa tercurah kepada mereka, dan kecintaan kepada Allah SWT kian bertambah. Doa itu akan memberi efek terbaik buat kita juga.
Berubah itu mudah, yang susah adalah istiqomah. Berjuang untuk istiqomah itu mudah, yang susah adalah pengorbanan. Mencari dukungan teman di kala senang adalah mudah, yang susah adalah di kala duka bencana melanda. Akrabi teman sejati kita, al-quran al karim, insyaAllah obatnya hadir menyembuhkan luka. Praktik tak semudah teori, namun yakinlah bahwa Allah senantiasa membersamai jerih upaya kita. Waullohu a’lam bisshowab. []
HABIS
(@bidadari_Azzam, Syawal 1437 hijriyyah, KL, Allahumma muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alad dinika wa ‘ala tho’atika…aamiin, keep istiqomah!)