Oleh: Asep Saiful Mimbar
BERBICARA soal dakwah berarti membicarakan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Dakwah sebagai upaya menyeru kepada ajaran Islam, dapat juga disetarakan dengan àmar ma`ruf nahi munkar. Metode atau jalan yang ditempuhnya dapat saja berbeda-beda. Namun demikian, tujuannya hendaklah sama. Yaitu untuk memberantas segala bentuk kemunkaran, kemaksiatan, dan kezaliman.
Allah memerintahkan agar setiap muslim berdakwah. Selain untuk mencari ridha Allah, juga untuk meningkatkan syiàr Islam. Mengapa umat Islam oleh Allah diwajibkan berdakwah? Jawabannya pasti harus dicari pada firman Allah, yaitu Alquran.
BACA JUGA: Lapis-lapis Dakwah
Umat Islam adalah umat terbaik yang ada di tengah umat manusia, yang mendapat tugas untuk mengajak (dakwah) kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Perintah ini dapat ditemukan pada surat Ali Imran ayat 110.
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran/3:110).
Dakwah juga bukan hanya bertegak di balik mimbar pidato. Atau juga berlincah pena di media massa. Tetapi dakwah adalah tindakan nyata untuk mewujudkan ajaran Islam ke dalam àmal shalih. Berbahagialah mereka yang giat berdakwah. Mereka yang berjuang demi tegaknya dinul Islam.
BACA JUGA: Tugas Dakwah Bukan Sarana Mencari Nafkah
Dakwah bukanlah tugas seorang kyai, ustaz, atau ajengan saja. Tetapi ia adalah tugas bagi setiap pribadi muslim. Sehingga bagi siapa yang mampu melaksanakannya, Allah menyebutnya sebagai al-Muflihun (yang mendapat kemenangan).
Rasulullah berdakwah tidak dengan cara kasar, kekerasan, atau menyakitkan hati. Sama sekali tidak! Tetapi beliau juga tidak membujuk dengan membagi-bagi harta atau makanan. Tidak ada kemewahan yang beliau janjikan. Tetapi mengapa beliau berhasil? Tak lain jawabannya, beliau selalu menampakkan akhlak yang mulia (akhlaqul karimah), dengan ilmu (bil `ilmi) yang penuh wahyu Allah, serta dengan hikmah dan cara yang baik (bil hikmah wal mauìdzatil hasanah). []
SUMBER: PERSIS.OR.ID