Oleh: Ghoffar Albab Maarif
ALLAH berkata kepada Nabi Dawud : “Berdusta seseorang yang mendaku cinta kepada-Ku, namun di kala malam tiba, ia tidur pulas meninggalkan-Ku”
Kehidupan malam selalu menawan hati para sufi untuk senantiasa menghidupkan dan mengisinya dengan aneka ragam ibadah. Bagi mereka malam adalah keteduhan. Malam juga berarti ruang yang amat sayang jika dihabiskan dengan tidur lelap. Oleh karena itu kita patut mengapresiasi usahan mereka yang tidak ingin sedikitpun kehilangan indahnya munajat qiyamul lail.
Hasan Al-Bashri pernah ketika ditanya perihal cahaya di wajah orang yang gemar menghidupkan malam, ia menjawab : “Hal itu karena mereka rela meluangkan waktu untuk Sang Maha Penyanyang, maka Allah memberikan kepada mereka Cahaya-Nya.”
BACA JUGA: Shalat Tahajjud, Ini Tata Cara Waktunya
Begitulah dalam keseharian kita akan menyaksikan, ada wajah-wajah yang penuh aura, yang memancarkan cahaya keteduhan. Percayalah, keteduhan itu berasal dari dalam jiwanya yang senantiasa damai bersama Allah.
Kesyahduan malam telah menumpahkan air mata kaum sufi, sebab mereka sadar bahwa hanya di malam hari seorang hamba diistimewakan dengan tersingkapnya takdir. Maka tak ayal air mata membasahi setiap munajatnya. Keheningan malam menjadi aransemen indah yang membawa seseorang dapat memusatkan konsentrasi kepada Tuhannya.
Suatu ketika ada seseorang bertamu ke rumah Imam Al-Auza’i, lalu tamu tersebut melihat ada yang basah di tempat sujud Al-Auza’i. Semula hal itu dikiranya basah sebab najis. Namun kemudian diketahui bahwa hal itu adalah bekas tangis Al-Auza’I dalam sujudnya.
Selain itu, beberapa data ilmiah membuktikan adanya hubungan shalat tahajud dengan kesehatan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz yang mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita sehingga tidak mudah terkana penyakit. Hal ini terjadi karena ketika orang bangun tidur malam hari, berarti menghentikan kebiasaan tidur dan ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktifitas shalat malam, untuk menghadap Allah SWT akan menenangkan hati dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami.
Shalat Tahajud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi penanggulangan adaptif pereda stres. Sebagaimana juga dijelaskan Dr. M.Soleh bahwa stres punya pengaruh yang besar terhadap ketahanan tubuh seseorang. Dan stres, baik fisik maupun psikis menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan tubuh (hormon) cukup banyak dan penguapan dari tubuh yang lebih cepat.
Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, “Shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan diri dari penyakit.” (HR Tirmidzi)
Prof. Dr. Muhammad Sholeh, dari Surabaya, telah membuktikan satu dari sekian banyak ilmu yang terkandung di dalam Al-Quran secara ilmiah menurut Ilmu Kedokteran, melalui penelitian disertasi dalam bidang Ilmu Kedokteran pada program pascasarjana Universitas Surabaya, dengan judul “Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”. Beliau menyimpulkan, jika melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusuk niscaya (dengan seizin Allah SWT) akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker.
BACA JUGA: Rahasia Kenikmatan Shalat Tahajjud
Keistimewaan dan manfaat shalat tahajud sudah tidak diragukan lagi. Sebagaimana juga diterangkan dalam hadis shahih Bukhari dan Muslim : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anh, “Tatkala Rasulullah SAW ditanya apakah shalat yang lebih utama selain shalat lima waktu, beliau menjawab ‘shalat di tengah malam’.”
Sepertiga malam ketiga inilah waktu yang paling afdhol untuk berdoa dan paling sering dilakukan oleh Rasulullah, karena ini merupakan waktu paling diijabahnya doa. Di waktu itulah Allah akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi sesuai bagi yang meminta, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya.
“Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku Ampuni!. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar” (HR. Bukhari dan Muslim. []