PARA pengunjung Taman Edmonton, Kanada, kerap berhenti sejenak di depan sebuah bangunan merah kecil dan bertanya-tanya apa gerangan bangunan tersebut. Bentuk bangunan itu panjang dan agak sempit, mempunyai kubah yang malah menunjukkan sebuah identitas Gereja Ortodoks Timur.
Sementara menara yang menjulang naik dari kedua sisi pintu masuk dan bulan sabit di atas kubah mengaburkan kesan dari Timur Tengah. Di dalamnya, tidak ada bangku, hanya karpet yang konon sudah berusia 70 tahun, memudar dan menipis di beberapa titik. Ini adalah Al-Rasyid, masjid tertua Kanada.
Dibangun pada tahun 1938, Masjid Al-Rasyid dipindahkan ke Fort Edmonton Park, untuk melestarikan sejarah dan warisan kota Edmonton. Hal ini dilakukan setelah terjadi kontroversi atas desain arsitekturnya yang unik dalam sejarah agama di Kanada.
Masjid dengan eksterior seperti gereja juga ditemukan di kota-kota Kanada lainnya. Banyak dari masjid itu dulunya berupa gereja atau aula paroki yang kemudian dibeli oleh umat Islam dan direnovasi. Masjid Jami Toronto, misalnya, dulu adalah gereja Presbyterian.
Namun, berbeda dengan masjid-masjid lainya di Kanada, ada yang lain dengan Masjid Al-Rasyid, itu tak lain karena struktur awalnya dibangun sebagai masjid yang menyerupai sebuah gereja.
Desain Masjid Al-Rasyid merupakan ekspresi publik dari identitas dan visi orang-orang yang membangunnya. Sebagian besar masjid di Kanada mempunyai khas Timur Tengah dan arsitektur Asia Selatan, mencerminkan daerah asal mayoritas Muslim Kanada.
Al-Rasyid ini mengandung unsur-unsur budaya lokal dan merupakan pencerminan dari identitas Muslim Kanada. Uniknya, enam dari 32 pendiri Al-Rasyid adalah perempuan, sesuatu yang jarang terjadi di negara-negara Barat.
Di dalam masjid, karena keterbatasan jamaah pria dan wanita berbagi ruang yang sama, namun dipisahkan dengan sebuah hijab. Setiap orang melakukan salat di aula utama, dan perempuan berdiri di belakang laki-laki, hanya dipisahkan oleh jarak antara mereka.
Selama berdirinya, Al-Rasyid dipandu oleh dua imam yang dinamis dan terbuka menerima perubahan.
Imam Nejib Ailley (Aly) dibesarkan di Kanada. Sementara imam kedua, Dr Abd al-Ati, didatangkan dari Mesir, setelah sebelumnya menghabiskan tiga tahun di Montreal sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas McGill.
Mungkin, di sebagian negara masjid seperti Al-Rasyid tidaklah istimewa. Namun, bagi Kanada, model masjid seperti ini betul-betul efektif dalam menarik orang-orang untuk memelajari Islam lebih lanjut. []