SEJAK peluncuran aksi damai ‘Kepulangan Akbar’ di sepanjang perbatasan timur Gaza, Haj Subhi al-Mughrabi, ditemani oleh istrinya, putra-putranya, dan cucu-cucunya, tidak melewatkan satu hari pun gelaran aksi protes.
Keluarga Al-Mugharabi ikut serta dalam aksi itu yang didorong oleh ‘nostalgia’ untuk kota kelahirannya, Burayr. Keluarganya diusir pada tahun 1948.
Di antara keluarga Al-Mugharabi, ada seorang anggota keluarga Al Mugharabi yan masih berusia tujuh bulan yaitu Mazen Fuqaha. Haj Subhi, kakeknya, mengatakan kepada PIC bahwa dia telah berjanji untuk membawanya ke protes setiap hari bersama dengan anggota keluarga lainnya.
Di dekat demonstran, para peserta aksi minum kopi atau teh untuk mempertahankan kehadiran mereka di kamp-kamp al-Awda (Kembali) yang didirikan di daerah perbatasan sebagai bagian dari aksi ‘kepulangan akbar.’
“Saya datang ke sini setiap hari bersama cucu saya Mazen yang berusia tujuh bulan untuk menuntut hak kami untuk kembali ke Gaza,” ujar Haj Subhi.
Ibu Mazen mengatakan bahwa partisipasi bersama putranya dalam aksi adalah cara untuk mengatakan bahwa para pengungsi Palestina, termasuk dirinya, tidak akan pernah menyerahkan tanah dan desa mereka kepada Israel yang telah mengusir mereka. “Anak-anak kami memiliki hak untuk tumbuh di kampung halaman kami,” ungkapnya.
Beberapa meter dari tenda tempat Mazen dan ibunya tinggal, ayahnya Thaer al-Mughrabi mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir keluarganya telah menyaksikan banyak serangan Israel terhadap peserta aksi damai.
Thaer menambahkan bahwa ia membawa anaknya setiap hari ke kamp-kamp Pengembalian dan duduk di dekat pagar perbatasan yang menentang ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang para pengunjuk rasa yang tak berdaya.
“Saya biasa duduk dengan anak, istri dan seluruh keluarga saya ketika seorang sniper Israel menembak seorang pemuda bernama Ahmad Arafa,” kata Thaer. Saat itu ia mengalami pendarahan. Saya mencoba menarik tubuhnya keluar dari tempat itu tetapi dia langsung meninggal,” ungkap Thaer.
Mazen yang berusia tujuh bulan menghabiskan sebagian besar waktunya di tenda-tenda aksi Kepulangan Akbar bersama ibunya. []
SUMBER: PIC