APA yang dilakukan oleh Khadijah ketika suaminya, Rasulullah, memutuskan untuk berkhalwat di gua Hira’ ? Khalwat yang dilakukan beberapa waktu sebelum turunnya wahyu tidak bisa menjadi pembenar dalam pandangan kebanyakan manusia.
Pada saat itu di Mekah beredar berita dari mulut ke mulut tentang seorang laki-laki yang meninggalkan istrinya dan berdiam diri di sebuah gunung yang terpencil. Mereka terheran-heran mendengar berita itu. Tidak demikian halnya dengan Khadijah.
BACA JUGA: Rasul Sebut Khadijah Sebaik-baik Wanita Ahli Surga
Dia seorang istri yang penuh cinta lagi cerdas. Dia tak peduli dengan isu yang beredar di masyarakat. Dia memberikan kesempatan istirahat dan menyokong suami tercinta dan tersayangnya.
Dia selalu mengiriminya makanan dan minuman; juga mengutus orang yang memenuhi kebutuhan Muhammad dan menenangkan dirinya apabila suaminya itu terlambat.
Dari sikap ini kita dapat mengatakan bahwa Khadijah mempunyai dua karakter agung yang turut membantunya dalam membahagiakan suaminya tersayang:
1. Kepercayaan yang tidak terbatas kepada suaminya.
2. Pemahaman yang mendalam terhadap psikologi dan kebutuhan ruhiyah suaminya.
BACA JUGA: Salam dari Malaikat Jibril untuk Khadijah
Di sisi lain, ketika mempunyai masalah, suami harus segera memberitahu istri. Sikap diam hanya membuat gelisah istri; baik berhasil menyembunyikannya atau tidak. Suami harus memahami rasa gelisah istri itu dan segera memberitahukan kepadanya bahwa ia sedang ditimpa masalah yang membutuhkan solusi.
Hal itu diperlukan untuk membuatnya merasa aman dan tenteram. []
Sumber: Ensiklopedia Al-Quran | | ruangmuslimah.co