SETIAP orang pasti senang dipuji. Apalagi kaum wanita. Namun kita tak boleh berlebihan dengan ingin dipuji terus, karena pujian bisa melalaikan dan melenakan. Meski pujian memang menyenangkan ketika didengar, namun kita harus waspada terhadap pujian. Mengapa?
Imam Al-Ghazali mengatakan, “Orang yang dipuji hendaknya waspada, jangan sampai ia terjatuh dalam kesombongan, ujub dan bentuk futur lainnya. Seseorang bisa selamat dari hal-hal jelek tadi, hanya dengan mengetahui hakikat keadaan dirinya. Hendaklah ia renungkan akan bahaya jika berada dalam akhir hidup yang jelek. Hendaklah ia waspada akan bahaya riya’ dan terhapusnya amalan. Hendaknya ia kenali diri orang yang memuji pun tidak mengenalnya. Kalau saja orang yang memuji itu tahu kejelekan yang ada pada dirinya, tentu ia tak akan memuji. Baiknya, ia tampakkan pula bahwa ia tidak suka pada pujian tersebut,” (Ihya’ Ulum Ad-Diin, 3: 236).
BACA JUGA: Kritik atau Pujian, Mana yang Bermanfaat?
Ketika dipuji, jangan merasa terlalu bahagia. Sebab, pada hakikatnya, pujian itu hanyalah milik Allah. Segala sesuatu yang berada dalam diri kita, itu karena Allah. Maka, Allah-lah yang pantas memperoleh pujian. Kita sebagai makhluk patutlah mensyukurinya.
Hendaknya ketika kita sedang mendapatkan sebuah pujian dari orang lain bacalah doa seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar. Ash-Shiddiq. Seperti apa doanya?
“Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.”
BACA JUGA: Ini Doa Shalat Dhuha yang Jarang Diketahui
Artinya, “Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka,” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al- Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ Al-Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25: 145, Asy-Syamilah).
Itulah doa agar kita terhindar dari rasa sombong lantaran pujian. Kita tetap harus waspada, jangan sampai pujian melemahkan keimanan kita. []