LAZIMNYA, para pasutri melakukan hubungan intim di malam hari. Selain lebih rileks, juga tak khawatir diintip buah hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan satu doa khusus ketika seseorang hendak melakukan hubungan intim:
بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS-SYAITHAAN WA JANNIBIS-SYAITHAANA MAA RAZAQ-TANAA
Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Doa ini memiliki keutamaan khusus, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا » متفق عليه
“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, …dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)
1. Yang dimaksud rezeki (رزق) pada hadis di atas adalah anak dan yang lainnya.
2. Amalan doa di atas, menunjukkan besarnya keutamaan membaca doa ini sebelum melakukan hubungan suami istri. Karena disamping mendapat pahala, membaca doa ini merupakan sebab selamatnya seorang bayi dari bahaya dan keburukan setan. An-Nawawi mengatakan,
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ الْحَثُّ عَلَى ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى فِي هَذِهِ الْمَوَاضِعِ وَيَلْحَقُ بِهَا مَا فِي مَعْنَاهَا قَالَ أَصْحَابُنَا يُسْتَحَبُّ أَنْ يُذْكَرَ اسْمُ اللَّهِ تَعَالَى عَلَى كُلِّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ
“Dalam hadis ini terdapat dorongan untuk melakukan dzikir kepada Allah di kesempatan ini dan kesempatan yang semisal. Ulama madzhab kami (syafi’iyah) mengatakan, ‘Dianjurkan untuk menyebut nama Allah dalam setiap perkara yang penting’.” (Syarh Shahih Muslim, 13:185)
3. Hadis ini menunjukkan bahwa iblis dan bala tentaranya telah memancangkan permusuhan dengan manusia, bahkan sejak dia sedang dalam proses awal penciptaannya. Termasuk ketika manusia pertama kali dilahirkan, meskipun dia belum mengenal nafsu, indahnya dunia dan godaan-godaan duniawi lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صياح المولود حين يقع، نزغة من الشيطان
“Tangisan seorang bayi ketika (baru) dilahirkan adalah tusukan (godaan untuk menyesatkan) dari setan.” (HR. Muslim no.2367)
4. Makna “setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” ulama menegaskan bahwa hadis ini tidaklah menunjukkan bahwa anak terlahir tersebut akan menjadi ma’shum, yakni terbebas dari dosa dan semua godaan setan. Karena segala kejadian ada sebab dan ada penghalang. Usaha orang tua, yang berdoa ketika hendak berhubungan badan, merupakan sebab agar anak tersebut selamat dari godaan setan.
Akan tetapi, dalam perjalanan hidupnya, terdapat banyak penghalang, yang membuat anak ini tidak bisa bersih dari godaan setan, sehingga dia melakukan kemaksiatan. (Taisirul Alam Syarah Umdatul Ahkam, 1:588). Wallahu a’lam. []
Sumber: Konsultasi Syariah.