“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah,” (Qs Al-Waqi’ah: 27-31)
SURGA selalu jadi cerita indah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pun menggambarkannya:
Dari Ubadah, Rasulullah halallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Isa adalah hamba Allah dan anak dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat dan Ruh dari-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar adanya, dan neraka benar adanya, maka Allah akan masukkan dia dari delapan pintu surga yang mana saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari).
Apa Saja Delapan Pintu Itu?
BACA JUGA: Ketika Umar bin Khattab Dipersilahkan Shalat di Tempat Ibadah Agama Lain
Delapan pintu surga itu adalah:
1. Pintu Shalat,
2. Pintu Sedekah,
3. Pintu Jihad,
4. Pintu Rayyan,
5. Pintu al-Ayman,
6. Pintu al-Kazhimina al-Ghaizha wa al-Afina ‘an an-Nas.
Terkait delapan pintu ini, Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam pun mengharapkan sahabat tercintanya menjadi salah satu penghuni surga itu.
Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika Nabi Shalalahu ‘alaihi wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang yang kafir dari bangsa Arab.
Umar berkata, ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’
Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wasallam, akan kuperangi dia.’
Umar berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah.’
Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar (sebanyak tiga kali).’
Tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di dalam ada Abu Bakar?’
Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sementara wajah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali).’
BACA JUGA: Alasan Abu bakar Tidak Langsung Memberi Salam kepada Umar Membuat Tangis Seisi Ruangan
Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku? (sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).
Ketika mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu itu?”
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666). []