INDONESIA telah resmi menyatakan tidak akan memberangkatkan jemaah haji pada tahun ini. Langkah serupa juga diambil oleh beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya mencegah penyebaran Covid-19 yang menjadi pandemi dunia.
Beberapa mualaf dari Inggris dan Jepang yang sempat melakukan umrah untuk pertama kalinya, mengatakan merasa sedih atas ketidakpastian haji tahun ini. Namun, di sisi lain mereka merasa “sangat bersyukur” karena dapat beribadah sebelum pandemi menyebar.
Hanan Sandercock dan suaminya John Smith serta Kaiji Wada dan istrinya Yussane Pitaloka termasuk di antara sekitar 100 rombongan mualaf dari seluruh dunia yang melakukan ibadah umrah akhir Desember lalu. Mereka pun menceritakan kesan yang dirasakan saat menunanikan umrah sebelum Arab Saudi menutup ibadah tersebut pada awal tahun 2020 lalu.
BACA JUGA:Â Tiadakan Haji 2020, Menag Kirim Surat Resmi ke Arab Saudi
“Kami sudah sangat bersyukur menjadi bagian dari kelompok ini, namun ketika ditutup, kami tambah bersyukur karena dengan lancar beribadah pada bulan Desember dan kembali dengan selamat pada bulan Januari. Alhamdulilah,” kata Hanan yang tinggal di Cardiff, Wales.
“Sebagian dari kami sakit dan saat itu kami curiga apakah mereka terinfeksi Covid, tapi ternyata bukan,” tambah perempuan yang masuk Islam 25 tahun lalu ini.
Sementara Kaiji – yang menambahkan nama Kadir setelah masuk Islam pada 2017 lalu – mengatakan keputusan Saudi itu membuatnya “sedih karena banyak orang yang tidak bisa beribadah. Tapi itu sudah jalan yang paling baik yang diambil pemerintah Saudi. Namun kita juga bersyukur sekali masih bisa umrah dengan aman.”
“Saya hampir menangis saat melihat Ka’bah untuk pertama kalinya. Ini karena momen saat saya bisa merasakan kebesaran dan hidayah Allah SWT,” katanya kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin.
“Beberapa tahun sebelumnya, saya hanyalah pria Jepang biasa yang sekuler. Dan kehidupan saya waktu itu sangat jauh dari ajaran Islam. Siapa yang bisa membayangkan orang seperti saya berdiri di depan rumah Allah SWT? Tak ada yang bisa mengaturnya kecuali Allah. Satu hal yang tak akan saya lupakan,” tambahnya.
Satu hal lagi yang menurutnya paling dia ingat adalah saat melantunkan Talbiyah (bacaan yang dibaca setelah berniat umrah atau haji) dalam perjalanan ke Masjidil Haram dari Makkah dari Madinah.
“Emosi saya begitu tinggi dan hampir menangis karena perasaan yang bercampur antara khawatir, senang dan perasaan penuh harapan,” cerita Kaiji tentang pengalaman dua minggu menjelang akhir tahun lalu.
BACA JUGA:Â Ini Amalan yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah Secara Sempurna, Mau?
Hanan pun mengatakan hal serupa.
“Sulit saya jelaskan namun tak ada bandingannya.”
Ia juga menyebut momen mendengar azan Subuh ketika di Madinah, pengalaman yang ia sebut “begitu indah dan membuat hati penuh ketenangan.”
“Pengalaman luar biasa yang tak akan pernah saya alami lagi, khususnya bersama para mualaf lain di seluruh dunia,” tambah Hanan.
Sementara itu, Sabri Shiref dari European Muslim Forum, badan amal yang menyelenggarakan umrah untuk mualaf dari seluruh dunia sejak 2015, mengatakan tujuan mereka adalah memberikan pengalaman ibadah di Makkah dan Madinah. []
SUMBER: BBC