JAKARTA — Beredar sebuah pesan berantai tentang alam gempa pasca terjadinya bencana gempa magnitudo 6,9 yang mengguncang Banten, Jumat (2/8/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait pesan berantai yang isinya menganjurkan untuk menyimpan sendok dalam gelas sebagai alarm gempa tersebut.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menilai, menyimpan sendok dalam gelas untuk mendeteksi getaran gempa merupakan hal yang biasa. Tak ada penjelasan ilmiah yang disampaikan Rahmat untuk menerangkan kejadian itu.
BACA JUGA: BNPB: 2 Orang Meninggal dan 200 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Banten
“Hal yang biasa, banyak hal, masyarakat punya inisiatif masing-masing kadang dengan peralatan seperti itu ada masyarakat inisiatif dengan meng-connect-kan speaker,” ujarnya.
Menurut Rahmat, maksud orang menyimpan sendok dalam gelas itu agar saat gempa terjadi orang bisa mendengar bunyi yang mampu membangunkan mereka ketika terlelap. Dengan demikian, orang tersebut dapat segera mengevakuasi diri.
“Ya kalau gempa kuat kan nggak perlu ditaruh sendok juga pasti terasa, itu mungkin kan banyak hal naruh kaleng di atas hampir jatuh itu kan, ditaruh ada dudukan yang sangat kecil sehingga kalau ada guncangan sedikit saja jatuh, sehingga berbunyi. Maksudnya orang itu bangun, itu kan maksudnya ke arah sana, tapi kalau guncangannya kuat kan pasti orang merasakan tanpa perlu itu,” ujar Rahmat seperti dikutip dari Detik, Sabtu (3/8/2019).
BACA JUGA: Gempa Bumi; Bisa Jadi Rahmat Bisa juga Jadi Azab?
Dia juga menjelaskan guncangan gempa yang kuat akan tetap terasa meskipun tanpa disertai peralatan.
“Iya itu kan maksudnya sekiranya orang tertidur dengan peralatan yang bisa diguncang terus berbunyi, biar kaget terus bangun. Terus melakukan evakuasi gitu kan. Hanya fungsinya untuk membangunkan orang saja,” ujarnya. []
SUMBER: DETIK