PAKISTAN –Menganggapi pernyataan Presiden Amerika Donald Trump di Twitter, Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Muhammad Asif, Kamis (4/1/2018), mengatakan bahwa sejarah mengajarkan untuk tidak sepenuhnya percaya kepada Amerika Serikat.
Pada 1 Januari, Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitternya mengatakan, “Amerika Serikat dengan bodoh memberikan bantuan lebih dari 33 miliar dolar kepada Pakistan dalam 15 tahun terakhir, dan mereka membalasnya dengan kebohongan, mengira pemimpin kami dungu. Mereka menyediakan tempat aman bagi teroris yang kami buru di Afganistan. (Selanjutnya) tidak lagi.”
Asif mengatakan, Pakistan telah membayar banyak kerugian untuk mendukung AS dalam memerangi terorisme.
“Presiden AS menanyakan kepada kita, ‘Kalian sudah melakukan apa?’. ‘Kami sudah membuka pangkalan-pangkalan militer untuk kalian,’ jawab kami. Pasokan senjata dan amunisi pasukan AS di Afganistan disalurkan melalui wilayah kami. Ribuan warga sipil dan tentara kami menjadi korban perang yang telah kalian mulai,” ujar Asif seperti dikutip dari Anadoulu.
Asif mengatakan bahwa negaranya telah menempuh usaha yang serius dalam melawan terorisme dan mereka terus berupaya membereskan puing-puing reruntuhan yang disebabkan oleh teror dalam 4 tahun terakhir.
“Masa lalu mengajarkan bahwa kita seharusnya tidak mempercayai AS sepenuhnya. Mungkin kalian (AS) tidak puas dengan perjuangan yang telah kami berikan untuk melawan terorisme. Tapi demi harga diri negara, kami tidak akan melakukan tawar-menawar lebih,” tandas Asif. []