PBB dalam sebuah laporannya menyebut Rohingya sebagai “The World’s Most Persecuted People,” atau yang berarti minoritas yang paling dipersekusi di dunia.
Dalam KBBI, persekusi diartikan sebagai pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah, atau ditumpas.
Siapa Rohingya? Dan benarkah mereka merupakan imigran gelap sebagaimana yang diklaim oleh pemerintah Myanmar? Berikut kami sajikan kilas fakta mengenai Rohingya dari masa ke masa.
Abad Ke-7
Rohingya telah tinggal di burma –kini Myanmar- bahkan sejak negara tersebut belum merdeka. Sejak abad ini pemukiman muslim di arakan, telah ada. Catatan sejarah tidak menjelaskan adanya konflik antaretnis selama awal kedatangan etnis ini.
Dalam buku “The history of Rohingyas and Kamans,” yang ditulis oleh M. A. Tahir Ba Tha, Rohingya telah muncul di Arakan sejak abad ke-7 M.
Menurut sejarah, Islam mencapai Arakan sebelum tahun 788 M, dan menarik masyarakat setempat hingga mereka berbondong-bondong menganut Islam secara bersamaan. Sejak itu Islam telah memainkan peran penting menuju kemajuan peradaban di Arakan.
Dari tahun 1430 sampai 1784 A.D. di Kesultanan Arakan Umat Muslim dan Budha hidup berdampingan selama berabad-abad dengan ketenangan dan kerukunan sebagai satu keluarga dan memerintah negara secara bersama-sama.
Abad Ke-8
Rohingya mendirikan kerajaan di Arakan –kini dirubah menjadi Rakhine State. Pada masa Dinasti Mrauk-U (1430-1784) Kesultanan Arakan -Rohingya- ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Nama “arakan”, menurut ulama rohingya diambil dari kata atau “أركان “ atau “al-rukun” yang jamaknya “arkan” dalam islam, yang berarti pilar, prinsip, sendi, atau asas.
Tahun 1748 – 1785
Raja Burma, Bodawpaya, menaklukan Arakan. Kerajaan Burma tidak mengakui keberadaan etnis Rohingya. Ratusan ribu Rohingya mengungsi ke Bengal –kini menjadi wilayah India dan Bangladesh.
Tahun 1824
Inggris menjajah Burma. Rohingya diperkerjakan sebagai pekerja kasar, petani, di bawah kolonial Inggris. Selama pemerintahan Inggris, Rohingya juga mendapat perlakuan diskriminatif.
Tidak ada satupun Muslim yang bisa memegang posisi tinggi di pemerintahan. Inggris secara politis membuat kaum Muslimin dari Arakan tidak berpendidikan, tidak sehat dan tidak berkembang.
Menurut M. A. Tahir Ba Tha dalam “The history of Rohingyas and Kamans,” Inggris mulai memercikan benih-benih perpecahan ketika memerintah di Arakan. Akibatnya banyak pengikut Budha Arakan yang membenci Muslim Rohingya, dan mengancam mereka sebagai “Kalas” (orang asing).
Menurut Tahir, Kebencian seperti itu seharusnya tidak lagi dibesar-besarkan di Burma. Namun karena Burma berada dalam kekuasan imperialisme Inggris, kebijakan yang sama justru diadopsi oleh junta militer yang berkuasa di negara tersebut.
Tahun 1942
Jepang menginvasi Burma. Nasionalis Burma menyerang Rohingya karena menyangka etnis Muslim itu mendapat keuntungan dari Inggris.
Tahun 1945
Inggris membebaskan Burma dari Jepang. Inggris ingkar janji pada Rohingya, dimana mereka sebelumnya dijanjikan mendapatkan otonomi di wilayah Arakan.
Tahun 1948
Burma merdeka
Tahun 1962
Jenderal Ne Win dan Partai Program Sosialis Burma merebut kekuasaan. Rezim ini bersikap keras terhadap Rohingya.
Tahun 1977
Muncul operasi militer terhadap suku rohingya, yang terkenal dengan sebutan “Operasi Raja Naga.” 200.000 suku rohingya mengungsi ke bangladesh.
Tahun 1978
Bangladesh diperantarai PBB memulangkan pengungsi Rohingya ke Myanmar. Bangladesh mengklaim bahwa Rohingya bukan warga mereka.
Tahun 1982
Pemerintah Burma memberikan status ilegal kepada warga Rohingya.
1989
Militer yang berkuasa merubah Burma menjadi Myanmar.
1991
Lebih dari 250.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar. Etnis minoritas tsb dianaya, diperkosa, diperintahkan kerja paksa.
2015
Pemerintah Myanmar mencabut status kewarganegaraan etnis Rohingya.
2017
Rohingya kembali menjadi sasaran persekusi. ERC -Dewan Rohingya Eropa- seperti dikutip dari Anadolu Agaency mengemukakan bahwa antara 2 ribu hingga 3 ribu Muslim Rohingya meninggal akibat tindakan kekerasan dari militer Myanmar. Ribuan lainnya menyelamatkan diri dengan lari ke perbatasan Bangladesh. []
Diolah dari berbagai sumber.