JAKARTA—Pekan lalu Dr Zakir Naik bertandang ke Indonesia. Dai asal India itu menemui sejumlah ulama seperti Arifin Ilham, Ustadz Yusuf Mansur, hingga Wapres Jusuf Kalla, Sabtu (4/3/2017).
Namun sama dengan kunjungannya ke berbagai negara yang sudah-sudah, kabar tak sedap soal Dr Zakir Naik seringkali menyeruak.
Yang terakhir, Dr Zakir Naik dituding telah mendanai kelompok ISIS. Tudingan tersebut keluar dari cuitan seorang komika jebolan stand comedy yang menuduhnya terkait dengan gerakan ISIS. Komedian itu bahkan menyinggung Wapres JK yang hangat ketika menjamu Dr Zakir Naik.
Bahkan di negara asalnya—India—otoritas setempat juga mengincar dan mencoba menghubungkannya dengan teroris. Sementara itu beberapa waktu lalu di Malaysia, sejumlah aktivis menilai Zakir sebagai ancaman nasional. Mereka pun menggugat Pemerintah Malaysia yang dinilai menampung Zakir Naik.
Namun, semua tuduhan tak berdasar itu telah dibantah Zakir Naik sendiri. Pada pertengahan 2016, seperti dikutip the Hindu, Zakir Naik menegaskan, “Pernyataan saya telah diterjemahkan di luar konteks. Ada setengah kalimat saya dan dipelintir. Saya adalah pembawa pesan perdamaian. Adalah hal sangat dikecam apakah itu Muslim atau non-Muslim melancarkan serangan teror kepada sesama umat manusia. Saya tidak pernah mendukung hal itu.”
Terkait tudingan ia memicu aksi teror, Zakir Naik menegaskan, memiliki hak untuk menyampaikan pendapat. Ia pun meyakini Islam adalah agama yang terbaik. Alquran pun telah menyampaikan hal tersebut.
Seperti diketahui, Dr Zakir Naik dikenal luas secara internasional sebagai pembicara umum Muslim dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama.
Yang menarik, ia adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran University of Mumbai, India. Ia sempat bekerja sebagai dokter di Mumbai, sebelum akhirnya memutuskan beralih menjadi seorang pedakwah pada 1991.
“Dr Zakir Naik adalah dai luar biasa. Beliau bukan lulusan universitas atau perguruan tinggi Islam tapi mampu menguasai Alquran dengan baik, hafal, dan menguasai Injil, Weda, dan lain-lain,” ujar Direktur An Nahl Institute Jakarta Ustaz Ahmad Buchory Muslim usai pertemuannya dengan Dr Naik bersama sejumlah ulama di Jakarta, lansir Republika, Kamis (2/3/2017) malam. []