JAKARTA — Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Umar, mengklarifikasi soal kabar penghapusan materi perang dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah.
Sebelumnya, pada Jumat (13/9/2019), Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) menyatakan materi tentang perang dalam pelajaran SKI di Madrasah akan diganti dengan materi mengenai masa-masa kejayaan Islam. Meliputi kejayaan Islam di dunia dan Indonesia. Kebijakan ini akan rencananya akan diimplementasikan pada tahun ajaran baru 2020.
BACA JUGA: Terkait Penyempurnaan Al quran 2019, Kemenag Sudah Selenggarakan Ijtima Ulama Alquran
Langkah tersebut, kata Ahmad Umar, dilakukan agar Islam tidak lagi dianggap sebagai agama yang selalu dihubungkan dengan perang.
“Kami ingin menghapuskan pandangan-pandangan orang yang selalu saja mengaitkan Islam itu dengan perang. Kita juga ingin mendidik anak-anak kita sebagai orang-orang yang punya toleransi tinggi kepada penganut agama-agama lainnya,” kata Ahmad Umar seperti dikutip dari Republika.
Umar menyatakan, saat ini buku-buku SKI dengan materi baru itu sudah selesai dibahas. Rencananya, akan diproduksi akhir 2019.
“Setelah itu baru akan diuji kelayakan ke publik,” katanya.
Ahmad Umar kemudian menegaskan bahwa Kementerian Agama tidak akan menghilangkan materi perang secara keseluruhan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
“Perang adalah bagian dari fakta sejarah umat Islam. Tidak benar kalau itu akan dihapus,” ujar Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/9/2019).
Menurut Ahmad Umar, dalam melakukan review kurikulum, Kemenag melakukan beberapa kajian, seperti pendidikan sejarah Islam itu harus membentuk karakter yang dapat membekali muatan kognitif dan psikomotorik siswa.
“Review lebih untuk menonjolkan bagaimana setiap fakta sejarah itu menjadi tonggak pembangunan peradaban,” kata dia.
BACA JUGA: Kemenag Selenggarakan Program Bantuan Insentif Guru Perbatasan
Selain itu, Kemenag juga harus memberikan fakta sejarah yang lengkap dalam rangka penguatan visi pendidikan. Dengan dasar itulah, materi perang dalam buku SKI tidak akan sepenuhnya dihapus.
“Kalau sebelumnya peperangannya yang dijadikan tonggak sejarah, ke depan, tonggak pendidikan sejarah kebudayaan Islam adalah lebih menitikberatkan pada pembangunan peradaban dan kebudayaan Islam,” ucap dia.
Nantinya, buku SKI akan lebih menitikberatkan pada nilai-nilai kejayaan Islam dan cara Rasulullah SAW menyebarkan Islam dengan cara yang santun. []
SUMBER: REPUBLIKA | DREAM