JAKARTA—Guru Besar Universitas Islam Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta Prof Yunan Yusuf mengatakan, dalam pemikiran Teologi Buya Hamka, akal dan wahyu dalam pandangannya adalah sebagai latar berfikir bagi manusia yang ditunjukkan oleh keharusan timbulnya kesadaran dalam beragama.
Hal tersebut disampaikannya dalam seminar nasional yang diselenggarakan Direktorat Dakwah dan Sosial Yayasan Pesantren Al Azhar sebagai rangkaian milad Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar Indonesia ke-66 dan Milad Buya Hamka ke-110, di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/2) kemarin.
“Konsekuensi logis dari pandangan terhadap akal itu adalah bahwa akal manusia mampu mengetahui adanya Tuhan serta mengetahui mana yang baik dari mana yang buruk,” ujarnya kepada Islampos.com, Jumat (16/2).
Ia menyampaikan, hal itu memunculkan pandangan terhadap wahyu mempunyai Fungsi yang cukup besar. Kebebasan dan Keterpaksaan Manusia, beerdasarkan pendapat Buya Hamka manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat.
“Selain itu konsep Iman yang dipandang sejalan dengan konsep manusia dinamis, dimana Buya Hamka berpendapat konsep iman tidaklah hanya tashdiq tetapi juga ma’rifah dan amal sebagai mana diketahui,” ungkapnya.
Yunan menambahkan kemudian, konsep kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan sebagai Pencipta alam semesta haruslah bisa mengatasi segala yang ada, bahkan harus melampui segala aspek yang ada tersebut.
“Dan konsep yang terakhir tentang keadilan tuhan yang menurut Buya Hamka adalah Keadilan yang meletakan posisi manusia sebagai Penerima Keadilan bukan menempatkan posisi tuhan Sebagai dzat yang diperlakukan dengan adil oleh manusia,” pungkasnya. []
Reporter: Rhio