SHALAT ternyata tak hanya memiliki manfaat untuk rohani saja, para peneliti membuktikan ia berkontribusi terhadap kesehatan tubuh.
Para peneliti dari Binghamton University, State University of New York, menjelaskan bahwa gerakan fisik yang kompleks dalam shalat dapat mengurangi nyeri punggung bagian bawah, tentu jika shalat dilakukan secara teratur dan benar.
“Gerakan shalat mirip dengan yoga atau latihan intervensi terapi fisik yang digunakan untuk mengobati nyeri punggung,” kata Profesor dan Ketua Ilmu Sistem dan Teknik Industri Binghamton University, State University of New York, Mohammad Khasawneh.
“Kesehatan fisik dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, gaya hidup dan agama. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara ibadah dan kewaspadaan mempertahankan gaya hidup sehat secara fisik,” kata Khasawneh.
“Doa dan ibadah dapat menghilangkan stres fisik dan kecemasan, sementara ada juga penelitian yang menunjukkan ritual doa dapat dianggap sebagai pengobatan klinis efektif disfungsi neuro-muskuloskeletal,” sambung dia.
Untuk sampai pada temuan itu, peneliti menganalisis gerakan digital yang dihasilkan komputer dari para partisipan yakni pria-pria dan wanita sehat asal India, Asia, dan Amerika dan mereka yang menderita nyeri punggung bawah.
Temuan menunjukkan, membungkuk adalah gerakan yang paling menyebabkan tekanan pada punggung bawah, tapi untuk individu yang mengalami nyeri punggung bawah, gerakan yang melibatkan lutut dan bagian punggung itu justru dapat mengurangi rasa sakit. Kondisi ini berdasarkan bentuk tubuh masing-masing individu.
“Gerakan ini dapat (dengan aman) dianggap sebagai pengobatan klinis untuk nyeri punggung bawah, karena membutuhkan gerakan yang berbeda secara teratur,” kata Khasawneh.
Bagi mereka yang mengalami nyeri punggung, menjaga postur gerakan dalam shalat mungkin merupakan hal sulit. Namun, dalam Islam, jika individu tidak dapat berdiri, mereka diizinkan solat dalam kondisi duduk atau berbaring. Lalu, Jika mereka mampu berdiri, mereka harus menjaga postur yang benar sebanyak yang mereka bisa.
“Posisi yang melibatkan lutut atau sujud meningkatkan elastisitas sendi, sehingga direkomendasikan menghabiskan lebih banyak waktu pada posisi itu,” tutur Khasawneh.
Menurut tim peneliti, melakukan gerakan yang salah dalam shalat justru dapat meningkatkan rasa sakit. Tim juga menyarankan perlunya studi lebih lanjut yang melibatkan individu yang mengalami keterbatasan fisik, demikian seperti dilansir Eurekalert.org. []