SIKAP sebuah toko kue yang di Makassar yang menolak menuliskan ucapan selamat natal beberapa waktu lalu ternyata menuai reaksi dari berbagai kalangan. Bukan pujian, melainkan juga kritik dan komentar lainnya.
Sebagian orang menilai kebijakan toko kue tersebut diskriminatif. Namun, ada juga yang menilainya secara objektif. Salah satu tanggapan muncul dari seorang non-muslim yang menuliskan pandangannya di akun Facebook bernama Shelpie Usagi.
“Sebagai penganut agama Kristen, gue sama sekali nggak masalah dengan keputusan toko kue ini. Tidak merasa didiskriminasi. Seller-nya menjelaskan dengan baik-baik di Instagram dan meminta maaf bahwa mereka tidak bisa membuat ucapan tersebut. Menolaknya pun secara halus. Toh, bukannya kita mau beli ditanya dulu agamanya apa kan. Mau agama apa yang beli juga mereka terima, mereka hanya ga mau nulis karen menjalani apa yang mereka yakini,” Tulisnya di sebuah status yang dimuat pada 24 Desember lalu.
Dia juga memaparkan argumentasi dan analoginya mengenai toko kue tersebut.
“Sama kayak restoran jual daging babi. Secara nggak langsung, ada menu yang memang tidak untuk mereka yg mengharamkan itu kan?”
Ia kemudian menjelaskan lebih rinci, “Geser dikit ke gender, sama kayak salon khusus cewek atau gerbong kereta khusus cewek. Cowok gak boleh masuk ke situ. Apakah cowok merasa didiskriminasi?”
Menurutnya, sikap toko kue tersebut yang dianggap mendiskriminasi umat agama tertentu itu justru merupakan hak prerogatif toko itu sendiri untuk bertindak sesuai aturan atau kebijakan tokonya. Ia pun menawarkan solusinya bagi konsumen.
“Tiap seller punya hak ke mana dan seperti apa mereka mau menjual. Kalo nggak sesuai degan yang kita mau, ya, cari seller lain.”
Dia menilai perbedaan itu memang ada, apalagi soal kepercayaan atau agama. Namun, walaupun sulit atau bahkan tidak bisa dimengerti, perbedaan yang ada itu harus tetap dihargai.
“Prinsip mereka jelas gue gak bisa ngerti. Tapi banyak prinsip kita yang orang lain gak akan ngerti juga. Katanya toleransi, kenapa kita nggak bisa menghargai apa yang diyakini seseorang? Ya udah lah, bahkan ada orang yang meyakini dewanya adalah kerbau, kita juga harus hargai walau di negara kita kerbau hanyalah ternak,kan? Ada prinsip orang lain yang kita ga akan bisa ngerti tapi bisa kita hargai.”
Ia juga menyinggung tentang toleransi yang seolah diputar balik.
“Yang comment itu ngomong atas nama toleransi dan agama Kristen. Tapi nggak bisa mentoleransi kepercayaan orang lain. Tapi bully, nyumpahin tokonya bangkrut, ngomong gak menunjukkan agama yang mengajarkan cinta kasih. Shame on you. Really,” pungkasnya. []