JAKARTA — Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyu Wilopo, menjelaskan soal erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu, Jumat (26/7/2019) lalu. Erupsi yang terjadi secara tiba-tiba ini menimbulkan abu vulkanis yang terpantau mencapai 200 meter di atas puncak kawah.
Wahyu menjelaskan, erupsi yang terjadi pada Gunung Tangkuban Perahu tersebut merupakan letusan freatik. Tanda-tanda letusan freatik ini sulit dideteksi.
“Kalau kejadian yang ada di Tangkuban Parahu itu tipe letusan freatik (letusan dangkal) yang tanda-nya sulit teramati,” ujarnya, Ahad (28/7/2019).
BACA JUGA:Â Catatan Ahli Vulkanologi terkait Erupsi ‘Dadakan’ Gunung Tangkuban Perahu
Wahyu mengatakan, letusan freatik terjadi akibat uap magma yang berinteraksi dengan sistem hidrothermal. Kejadian tersebut pernah terjadi pada 30 April 2017 di Dataran Tinggi Dieng yang merupakan kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah. Kemudian, Gunung Merapi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengalami hal serupa pada 21 Mei 2018.
Wahyu juga menjelaskan, tipe erupsi gunung umumnya memiliki dua jenis.
“Tipe gunung api itu umumnya ada dua (letusan), yaitu, eksplosif dan effusif,” jelasnya.
Effusif merupakan magma yang bersifat masam yang hanya mengalir. Hal itu, pernah terjadi pada Gunung Merapi pada Oktober 2010.
Namun, erupsi yang berbahaya adalah tipe eksplosif. Letusan jenis ini meluapkan magma dengan tekanan gas yang kuat. Sehingga, memicu terjadi ledakan dan letusan yang dasyat.
“Biasanya yang kita takuti itu adalah gunung yang sudah lama tidak beraktivitas, dia (gunung) menyimpan energi yang besar tapi tidak pernah terkeluarkan, misalnya Sinabung. kalo meletus dasyat,” ungkapnya.
BACA JUGA:Â Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Status Level 1
Selain itu, Wahyu mengungkapkan, gunung yang paling ditakuti yakni gunung yang terletak di lautan, seperti Anak Gunung Karakatau. Dia mengatakan, letak gunung yang berada di lautan akan dengan mudah menimbulkan Tsunami jika terjadi erupsi.
“Karaktau kenapa yang paling berbahaya? karena lokasinya adalah di laut. Itu menimbulkan dampak tsunami,” ungkapnya. []
SUMBER: REPUBLIKA