Oleh: Syeikh Muhammad al Ghazali, Guru Besar Da’wah Pemikiran Islam di Era Moderna, Mesir
INILAH ibadah haji itu. Bagi yang ingin menunaikan ibadah haji, agar dia mempersiapkan segala keperluannya, karena persiapan yang matang. Ini sebagai bukti bahwa dia memiliki keinginan yang pasti untuk taat beribadah.
Allah SWT berfirman: “Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dan dikatakan kepada mereka: ‘Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.’” (QS. AtTaubah:46).
Allah SWT telah memberikan rizki kepada kita berupa kepastian dalam ucapan dan perbuatan, maka bagi yang ingin menunaikan haji agar mempelajari hukum-hukumnya, praktik ibadahnya, dan sunah-sunahnya.
Banyak sekali sunnah-sunnah haji seperti sunnah yang berkaitan dengan pelaksanaan, sunnah ihram, sunnah sa’i, dan ada juga sunah-sunah yang tidak berkaitan sama sekali dengan amalan, sebagai mana penjelasan di bawah ini.
1. Sunah yang berkaitan dengan pelaksanaan haji: yaitu haji ifrad, (menunaikan ibadah haji tanpa dibarengi dengan umrah). Menunaikan ibadah haji ifrad adalah lebih utama, apabila orang tersebut sudah melakukan umrahnya dalam tahun yang sama sebelumnya, menurut pandangan madzab Syafi’i. Dan dalil mereka adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra “bahwa nabi Muhammad saw melakukan haji ifrad (tanpa umrah),” (HR Muslim).
BACA JUGA: Apa Perbedaan Haji dan Umroh?
2. Sunah Ihram: yaitu mandi dan memakai wangi-wangian di badan, bukan di pakaian, dan shalat dua raka’at, 3 hal ini dilakukan sebelum melaksanakan ihram. kemudian mengucapkan “talbiyah” setelah berniat, akan tetapi talbiyah menurut madzhab hanafi hukumnya wajib dan ini berbeda dengan pendapat jumhur ulama yang lain. Dan disunahkan juga untuk yang berumrah agar memperbanyak talbiah, dimulai setelah niat ihram untuk umrah sampai permulaan tawaf, dengan mencium terlebih dahulu hajar aswad menurut pendapat jumhur.
3. Sunah berkaitan tentang thawaf: disunahkan dalam thawaf untuk beridhthiba’ yaitu memasukkan kain ihram penutup pundak dari bagian bawah ketiak kanan, lalu ujungnya diletakkan di atas pundak kiri, dengan demikian pundak kanan-nya terbuka. Ini juga sebagaimana disunahkan untuk laki-laki agar berlari-lari kecil pada tiga langkah pertama, dan berjalan setelahnya, serta agar memperbanyak do’a dan dzikir dalam seluruh thawafnya.
4. shalat sunah 2 rakaat setelah thawaf: disunahkan agar melakukan shalat sunah 2 rakaat setelah thawaf tepat di Maqam Ibrahim as.
5. Sunah berkaitan dengan sa’i: disunahkan agar langsung melanjutkan sa’i setelah thawaf, dan niat sa’i.
6. Minum air Zam-zam: sebagai mana ditetapkan oleh nabi Muhammad SAW, bahwa beliau juga meminumnya.
7. Ziarah ke makam Rasulullah saw: ini diperuntukan bukan hanya untuk para haji dan umrah saja, dan di dalam ziarah ini memiliki banyak dampak terutama dengan banyak mengingatnya.
Dan kita mengingatkan perkara-perkara penting ini supaya para haji dapat mempersiapkan dan melakukannya ketika Allah memberikannya kesempatan untuk berhaji, yaitu ketika sudah menetapkan keinginannya untuk berhaji agar mengawalinya dengan bertaubat dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang makruh.
Kemudian keluar dari hal-hal yang dapat menzhalimi manusia, melunasi segala hutang-piutangnya, dan mengembalikan segala titipan, menyelesaikan segala perkara kehidupan, menulis wasiat, memanggil saksi, dan menunjuk wakil untuk menyelesaikan perkara-perkara yang belum bisa diselesaikan. Rasulullah saw bersabda; “Orang yang mati syahid akan diampuni segala dosanya kecuali utang,” (HR. Muslim).
Kemudian memberikan nafkah yang cukup kepada keluarganya hingga dia kembali dari hajinya, sambil kemudian meminta keridoan dari kedua orangtuanya, dan orang-orang yang harus dia hormati dan taati, dan harta yang dia pakai untuk berhaji harus dari harta yang halal, tidak boleh menggunakan harta-harta yang syubuhat (diragukan antara halal dan haramnya).
Karena sesungguhnya Nabi Muhammad saw menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdo’a: ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?” (HR. Muslim).
BACA JUGA: Naik Haji Dulu atau Bayar Utang Dulu?
Selanjutnya agar ada teman atau pemandu yang sholeh dan mengetahui segala sesuatu tentang haji, dan jika memungkinkan bersama seorang ulama agar ada yang membimbing dan menjadi pegangan dan menunjukkan kita kepada haji yang mabrur dan akhlak mulia.
Dan ketika perjalanannya disunahkan agar menitipkan keluarganya, tetangganya, dan kerabatnya dengan mengucapkan do’a “Astaudi’ukallahu lladzi laa tudhii’u wadaa’i ihi” (Aku titipkan kamu kepada Allah yang tidak pernah menghilangkan segala titipan-Nya) (HR. Muslim). dan bagi yang ditinggalkan agar menjawabnya dengan do’a: “Astaudi’ullah diinaka wa amaanataka wa khawatiima a’malika” (Saya meminta Allah agar menjaga agamamu, amanahmu dan penutupan amalanmu) (HR.Hakim).
Kemudian shalat dua raka’at sebelum keluar dari rumahnya, di raka’at pertamanya membaca surat Al-Kafirun dan di raka’at kedua membaca surat al-Ikhlas. dan agar melaksanakan hukum-hukum safar seperti jama’ dan qashar. Dan agar bersiap-siap untuk ihram yaitu niat untuk berhaji menurut jumhur ulama dan mengucapkan talbiyah (Labbaikallahumma).
Seorang muslim memulai persiapan haji dan umrah dengan mandi dan bersih-bersih, sambil memberikan wangi-wangian di badan, kemudian shalat sunah 2 rakaat, yaitu shalat sunah ihram yang ganjarannya sebagaimana ganjaran shalat wajib, kemudian berniat untuk haji sesuai dengan haji yang akan dilaksanakan, karena dalam haji ada 3 macam, yaitu, Ifrad, Qaran dan Tamattu’.
Dan kepada yang hendak melaksanakan haji agar mempersiapkan perkara-perkara penting di atas. []
Diterjemahkan oleh: Ust. Dedih Mulyadi