JAKARTA — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) berpesan kepada Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama agar dua organisasi Islam itu tetap menjaga kerukunan dan hidup dengan semangat kebangsaan.
“Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah lama menjaga toleransi, dan harus dijaga. Bisa hidup berdampingan dengan agama lain, Katolik, Kristen, dan lainnya hidup berdampingan dengan kebangsaan,” kata JK dalam Festival Kebangsaan II 2019 di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (6/4/2019).
BACA JUGA:Â Jusuf Kalla Sebut Pemaparan Visi Misi Semestinya Dilakukan Capres-Cawapres
JK mengatakan, dirinya bangga melihat wanita berjilbab dan suster duduk berdampingan di Festival Kebangsaan II di UMM itu. Menurutnya, gambaran ini menjadi bukti bahwa nilai kebangsaan yang dibalut dengan persaudaraan telah kuat mengakar di kultur masyarakat Indonesia.
“Saya melihat penuh dengan persaudaraan, keragaman, di tempat ini. Saya melihat banyak ibu-ibu suster yang hadir di sini dari Katolik, tentu memberikan gambaran bagaimana kerja sama yang baik, dua-duanya berjilbab, cuma sedikit beda saja,” ujarnya.
JK menuturkan, dengan semangat kebersamaan inilah bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar. Sebab, Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Semuanya bisa disatukan dengan semangat kebangsaan dan kebersamaan.
“Karena hanyalah kebersamaan yang bisa memajukan bangsa ini. Indonesia mempunyai kekhasan yang tidak dipunyai oleh negara-negara lain atau bangsa-bangsa lain kepulauannya terbesar di dunia, 17 ribu pulau, penduduk no 4 di dunia, ini merupakan modal utama bangsa kita,” jelas JK.
BACA JUGA:Â Wapres Jusuf Kalla Buka Silatnas Hidayatullah 2018
JK juga mengatakan, ada perbedaan mendasar bagi negara dan bangsa. Negara memiliki batas dan aturan. Sedangkan bangsa tidak mempunyai batas. Batas kebangsaan adalah kebersamaan, perasaan dan tujuan. Menurutnya, itulah yang mempersatukan Indonesia walaupun berbeda-beda.
“Itulah yang mempersatukan kita sebagai bangsa. Walaupun kita berbeda-beda. Negara punya batas, tapi bangsa tidak punya batas. Batasannya adalah perasaan, kemauan, persatuan, kemajuan, dan kita semuanya,” kata JK. []
SUMBER: VIVA