JAKARTA—Ulama Suriah mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) membendung kabar hoaks dan meneliti lembaga donasi yang mengaku akan menyalurkan dana ke Suriah, CNN melaporkan pada Sabtu (10/3/2018).
“Donasi kepada lembaga yang tidak kredibel hanya akan membahayakan rakyat Suriah,” kata Syeikh Syarif Adnan Al-Sawwaf yang juga rektor Universitas Negeri Syam dalam lawatannya ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Al-Sawwaf yang berada di Indonesia dalam rangka menghadiri Silaturahmi Nasional Al Syami Indonesia ke-6 yang digelar Ikatan Alumni Al-Syami (Asyami), mengapresiasi keberadaan MUI dalam menyatukan umat Islam Indonesia, di saat banyak muslim di negara lain yang terpecah belah dan mudah diadu domba.
Diterima oleh KH Muhyiddin Junaidi ketua bidang hubungan internasional MUI.
Perkenalan langsung berjalan cair karena ternyata KH. Muhyiddin adalah alumni Kulliyah Dakwah Libya, dan Syeikh al-Sawwaf sampai sekarang adalah rektor Mujamma’ Ahmad Kuftaro yang membawahi Kulliyah Dakwah cabang Damaskus.
Muhyiddin juga pernah ke Suriah tiga kali dan bertemu dengan pendiri Mujamma’ mendiang Syeikh Ahmad Kuftaro.
Menurut Al-Sawwaf, problem umat Islam dunia saat ini adalah adu domba antar ormas, sekte, dan pembenturan antara umat Islam dengan pemerintahannya, dengan propaganda pemerintah yang tidak syar’i ataupun thaghut atau tidak sesuai dengan ajaran agama.
“Padahal di negara tersebut mereka terang menikmati kebebasan beribadah dan presidennya muslim. Bukankah Nabi pernah hidup di Mekah di bawah pemerintahan kafir, dan beliau menjadi warga yang taat,” tutur Al-Sawwaf.
Pada kesempatan itu, KH Muhyiddin menanyakan tentang apa yang bisa dibantu oleh Indonesia untuk Suriah. Saat itulah Al-Sawwaf mengharapkan agar MUI dapat membendung berita hoaks tentang Suriah dan meneliti lembaga donasi yang mengaku akan menyalurkan ke Suriah.
Menurutnya, kabar hoaks menyebarkan fitnah dan propaganda yang memperkeruh suasana Suriah. Adapun asal memberikan donasi mengatasnamakan Suriah bisa berdampak amat berbahaya, karena selama ini banyak donasi yang justru disalurkan kepada pemberontak untuk membeli senjata yang akan terus digunakan ‘membakar’ Suriah. []
SUMBER: CNN